MUSLIM NIGERIA KECAM MEDIA ABAIKAN PEMBUNUHAN PROFESOR


Organisasi Muslim Nigeria (MPAC) mengecam pembunuhan seorang profesor Nigeria yang diabaikan oleh media mainstream Nigeria dan menuntut penangkapan cepat terhadap pelaku.
“Tidak ada pembenaran untuk jenis kekerasan terhadap siapa pun dan dalam keadaan apapun,” kata kelompok itu, On Islam.

MPAC menyatakan, “Bahkan pada masa perang, peraturan dibuat antara tentara dan penduduk sipil tak berdosa, jika bukan karena kesalahan mereka yang kebetulan berada di tempat yang salah dan pada waktu yang salah.”

Profesor Ahmed Mustapha Falaki dari Universitas Ahmadu Bello (ABU) dibunuh secara brutal pada Sabtu 14 Februari 2015 lalu. Menurut pernyataan dari MPAC, Profesor diculik oleh orang bersenjata di Desa Fala ketika sedang melakukan tugas resmi.
“Sebelum pembunuhan brutal itu, Profesor Falaki adalah seorang Direktur substantif, Institut Penelitian Pertanian (IAR) dari Universitas Ahmadu Bello, Zaria dan mantan Direktur Proyek Sasakawa di Nigeria,” kata pernyataan MPAC.

MPAC juga mengkritik tidak adanya berita tentang pembunuhan di media mainstream. “Selain fakta tersebut, berita ini juga tidak mendapatkan cakupan yang luas oleh media, itu adalah tanggung jawab negara untuk melindungi semua warga negaranya bahkan di bawah situasi saat ini saat ketidakamanan  tengah meningkat,” kata kelompok itu.

Nigeria, salah satu negara yang paling religius di dunia, dibagi antara utara dan selatan. Muslim dan Kristen, yang merupakan 55 dan 40 persen dari 140 juta penduduk Nigeria masing-masing, telah hidup dalam damai.

Agustus lalu, Amnesty International menuduh militer Nigeria melakukan kekejaman terbesar terhadap tersangka militan di negara-negara utara-timur Nigeria, yang melibatkan beberapa kejahatan perang seperti eksekusi di luar hukum. (mina) DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment