Perang Badar Pak Amien Rais


Ledakan emosi sebagian intelektual Muslim terarah ke Pak Amien, sebagai lokomotif gerbong gerakan reformasi. Siapa yang tak kenal pak Amin, adalah orang yang tegas bersikap ketika berhadapan dengan siapa saja. Amien Rais juga adalah sebuah nama yang mengukir republic ini dengan sebuah bingkai demokrasi yang dikenal sekarang ini, sedang semua orang memetik buahnya dan mengunyahnya menjadi sebuah nikmat dan punya harga diri, yang dulu selama orde baru kreatifitas mereka  terpasung.

Pak Amien yang di puja, pak Amien yang di mangsa, hanya karena sebuah prinsip yang dianutnya dalam memikul “tanggung jawab” berbangsa. Termasuk lontaran kata “Perang Badar”, sempat muncul sebagai agitasi pak Amien yang kontoversial di kalangan ulama ulama tertentu. Diantaranya Hasyim Musyadi, Syafii Maarif dan banyak cendikiawan, mendebarkan dada dada mereka, seolah seorang Amein Rais di mata mereka provokator, hilang semangat reformasinya, terlebih karena dikaitkan dengan Prabowo yang mantan militer, lalu tebaran amarah datang dari segala penjuru dengan gumannya “Amien Rais” , Sengkuni, pembuat onar dan makar, dan sejumlah ocehan laknat lainnya yang tumpah ruah dari mulut mulut orang jahil

Media massa, eletronik dan semacamnya geger tak mampu menahan luapan amarah mewawancarai semua orang yang buta huruf dan buta suara itu. Sedangkan yang diajak bicara kalangan muslim yang kotor jiwanya, digunakan mereka untuk menebas ucapan seorang Amien yang purbasangkanya menuduh Amien sebagai Sengkuni atau provokator

Diantara mereka yang tak terkendali berpurba sangka adalah :

Alwi Shihab

Hasyim Musyadi

Syafii Maarif

Yusuf Kalla

Dan hampir semua Tim Jokowi menghujat pak Amien Rais, tanpa pikir panjang dan karena sebatas sok pandai tokoh tokoh tersebut diatas mengecam pak Amein rais, belum lagi dluar agama Islam, ada yang kehilangan akal waras, menulis siapa Amien. Bumbu bumbu tulisannya mengandung banyak provokasi dan akal miring yang ditujukan kepada pak Amein dan menjadi bahan kampanye mereka menjatuhkan pamor pak Amien sebagai “Lokomotif Reformasi”

Kebodohan Mereka Memahami Istilah Prang Badar:

Kalau mau cerdas mestinya para intelektual Islam atau intelektual non Islam tidak sebatas terfokus pada kata “Perang” yang konsumtif duel anatar dua kelompok yang saling merebut tujuaan. Tetapi juga harus dengan peka manarik simpul perkataan, mengapa seorang Amein tidak menggunakan kata “Perang Uhud” dan mengapa harus menggunakan “Perang Badar”, itu mestinya perlu merangsang intelektual muslim yang hilang keseimbangan tidak paranoid dengan kata Perang, tetapi harus mampu telaah, apa yang terkandung dalam semangat perang badar.

Perang badar adalah perang pertama Rasulullah dan pasukannya, dalam perang badar tak ada pamrih, melainkan satu tujuan memenangkan Perang yang niat karena Allah. Pak Amien Rais menyebut pentingnya prang badar, mengharapkan para Tim sukses dan partai partai yang bergabung dalam barisan Prabowo-Hatta, bersatu, tidak terpecah belah karena harta rampasan perang atau bagi bagi kekuasaan, sedangkan maksud dan tujuan sebenarnya adalah kekuatan barisan Tim sukses mengalahkan “Jokowi” itu yang harus di dahulukan.

Justru yang dimaksud pak Amien terlalu bersifat Interen Tim Prabowo, karena untuk membangun kekuatan Tim Sukses yang solid, dibutuhkan semangat kebersamaan, tanpa terkontaminasi bagi bagi kekuasaan, sedangkan kalau Tim Prabowo missal asasnya adalah “perang Uhud”, bukanlah kepentingan kebersamaan yang muncul, tetapi firqah atau fasis fasis yang tak seharusnya tumbuh sebagai sebuah barisan yang syarat dengan kepentingan yang bisa gagal merebut Pilpres. Karena semangat “Perang Uhud” lebih pada nuansa bagi bagi kekuasaan, bukan landasan kebersamaan yang ada.

Itulah maksud pak amein meminjam istilah “ Perang Badar”, yang nuansanya jauh dari bagi bagi kekuasaan, tetapi yang ada adalah kebersamaan untuk kejayaan Islam waktu itu. Jadi telaah pak Amien Rais ini sangat sempurna dalam memaknai perang badar, sehingga kata Tim “saja” harus menjadi prajurit parang badar. Itulah pikiran seorang Profesor, Doktor dan Master, tak sia sia dengan segudang ilmunya, ternyata tak mampu dicerna oleh orang yang sekedar mengikuti hawa nafsu, dan menudukung capres atas dasar membabi buta, bisa di buktikan dengan ketidakmampuan mereka menegakkan nalar yang sehat dalam memahami kata kata “Perang Badar”

Artinya konsep Perang Badar adalah Konsep manusia Ikhlas, berjuang tanpa pamrih untuk menuju cita cita bersama, bukan saat perang belum usai, bagi bagi kue itu yang didahulukan yang lebih menyerupai karakter perang Uhud yang kalah karena lalai, akibat sibuk mengejar harta rampasan, yang tentunya berbeda jauh dari prinsip dan karakter Perang Badar

Itulah “buah pikiran” seorang Amien Rais yang paripurna menafsirkan perang Badar, ternyata tak mampu dicerna dengan husnudzon oleh para ulama yang lain yang ada dikandang “jokowi” , sebab merasa pak Amien adalah rival politiknya, maka kebencian yang tertuang dari mulut mereka yang tak mau menggunakan bahasa hati.(koepas) DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About MUSLIMINA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment