PDIP dan Taipan Tinggalkan Ahok
Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengatakan, dalam politik tidak ada yang absolut oleh karena itu mungkin saja Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ditinggalkan taipan bila secara politik dan ekonomi posisi Ahok sudah tidak memberikan benefit kepada taipan.
Sementara bagi PDIP, posisi Ahok hanya sebatas tokoh yang diusung dalam Pilkada DKI Jakarta, sebab Ahok bukan anggota PDIP, apalagi Ahok pernah menolak tawaran menjadi anggota partai tersebut.
"Buat PDIP bukan ninggalin ya, mungkin lebih tepat memang selesai kerjasamanya dengan Ahok," kata Hendri kepada Harian Terbit, Kamis (18/5/2017).
Lumrah
Sementara itu pengamat politik dari Point Indonesia (PI), Karel Susetyo menegaskan, dalam politik, ditinggalkan atau meninggalkan suatu hal yang lumrah. Karena dalam politik tidak ada kawan atau musuh yang abadi. Karena yang abadi adalah kepentingan.
“Kan yang penting selama masih dalam satu kepentingan yang sama maka bisa saja mereka (Ahok-taipan dan PDIP) jalan seiring," jelasnya.
Direktur Eksekutif Voxpol, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, PDIP akan meninggalkan Ahok karena Ahok bukan kader. Terlalu besar pertaruhan politik dan konsekuensi bagi PDIP jika tetap membela Ahok.
Resikonya, kata pangi, tidak sekarang namun bisa berdampak pada pemilu 2019, ketika basis atau kantong suaranya coba dikhianati atau tak dindahkan apa yang menjadi aspirasinya.
"Saya melihat trend Ahok bakal ditinggalkannya oleh PDIP karena kalau tetap ngotot membela Ahok jelas bisa blunder baru bagi PDIP. Terlalu besar pertaruhan politik PDIP untuk Ahok. [htc]
0 komentar:
Post a Comment