Eks Jubir Gus Dur: Kriminal Politik di Balik Tembok Minoritas Etnik dan Agama Bahayakan Negara!
Mantan juru bicara Presiden KH Abdurrahman Wahid, Adhie M Massardi meminta “kriminal politik” dengan sembunyi di balik tembok minoritas etnik dan agama harus dihentikan. Alasannya telah membahayakan bangsa Indonesia dalam berbangsa dan bernegara.
“Kriminal politik main petak umpet sembunyi di balik tembok minoritas etnik dan agama sudah bahayakan kita dalam ber-bangsa/negara. Harus dihentikan!” tegas Adhie M Massardi di akun Twitter @AdhieMassardi.
Sebelumnya, masyarakat awam dibingungkan dengan istilah “Kebangkitan Silent Majority” yang diusung pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dengan menggelar aksi menyalakan lilin di sejumlah kota.
Pengamat komunikasi politik Eliya menegaskan bahwa silent majority justru lebih tepat digunakan untuk Aksi Bela Islam. “Perlawanan Umat Islam terhadap Ahok adalah silent majority, kalangan menengah Islam turun semua di Aksi Bela Islam 212. Silent Majority Asli,” tegas Eliya di akun @eliya_mkom.
Sedangkan pengacara senior Mahendradatta di akun @mahendradatta sempat menulis: “Ahokers maksa mengaku-aku Silent Majority, bodo-bodoan saja deh, kalau Majority dukung dia tentu sudah terpilih di Pilkada kemarin. #GagalFaham.”
Pernyataan menarik dilontarkan Direktur Centre for Strategic and Policy Studies, Prijanto Rabbani. Di akun @PrijantoRabbani, Prijanto menulis: “Silent majority seakan jadi kode.... Pintu kuasa memberi ijin. Lakukan semau ente. Aparat tak akan mampu berbuat banyak!”
itoday
0 komentar:
Post a Comment