Proses Kemualafan dan Syahadat di Acara Zakir Naik Settingan? Bacalah Kisah Hanum!
Ceramah-ceramah dakwah dai internasional Dokter Zakir Naik (DZN) memang luar biasa. Banyak peminatnya, dari muslim hingga non muslim. Dari acara tersebut, banyak pula non muslim yang akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang muslim. Proses kemualafan dan syahadat pun terjadi. Namun dari sini, banyak yang menuding bahwa proses kemualafan tersebut adalah settingan alias by design. Benarkah demikian?
Sebelum menjawab, bacalah kisah kesaksian penulis buku Bulan Terbelah di Langit Amerika, Hanum Rais Salsabila pada saat menyaksikan DZN di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin (3/4/2017).
------
Sharing dikit tentang pengalaman ikut 'pengajian' DZN kemarin.
Mungkin saya termasuk orang yang aneh, karena ngefans bukan sama Coldplay atau Katty Perry atau whoever you name it lah band or singers. Padahal saya juga bukan muslimah yang strict atau fundamental banget. Tapi entah mengapa saya merasa 'adem' mendengar ceramah2 DZN.
Saya mengenal DZN sudah lama tapi tidak terlalu memberikan perhatian lebih pada isi ceramahnya, hingga saat menunggu 12 hari pengumuman raport hasil bayi tabung yang selalu membuat banyak calon ibu deg-degan.
Selama 12 hari itu dr tgl 31 maret-12 april 2016 saya rutin mendengarkan Youtube nya. Pertanyaan-pertanyaan audiens tentang takdir, nasib, jodoh, kematian, hingga kelahiran dijawab oleh DZN dengan analogi-analogi kehidupan yang mudah dipahami. Sehingga kemudian saya tidak putus asa atau was was.
Terus terang, saya mengalami ketakutan juga bahwa usaha saya akan mengalami kegagalan kembali, jawaban beliau sungguh menentramkan hati.
Saya jadi siap dengan apapun hasil dari Allah SWT saat itu. Kadang mendengar jawabannya yang tegas dan sedikit galak, justru saya berlinang air mata.
Sebenarnya pengen bilang ke beliau terimakasih telah menjadi jembatan Allah untuk saya agar selalu kuatkan hati itu saja. Tapi berhubung Sarahza (anak Hanum Rais, red) nggak bisa ditinggal lama-lama ya sudah pamit duluan deh.
Btw, mudah mudahan Indonesia punya ulama yang intelektual nya luar biasa spt beliau suatu saat nanti (surgeon, poliglot, hapal 5 kitab suci) dan tdk bisa dan tdk mungkin menggadaikan aqidah demi uang, popularitas atau pujian.
Oiya, banyak yang menuduh proses kemualafan dengan syahadah itu settingan. Dengan tegas saya kmrn menyaksikan, semua itu riil dan asli otentik. [Paramuda/BersamaDakwah]
0 komentar:
Post a Comment