ANTARA RAJA SALMAN, TALAFI DAN IKHWANUL MUSLIMIN
( Sebuah Goresan Singkat Tentang Fakta Sejarah Dan Pencarian Identitas )
✍ Oleh: Maaher At-Thuwailibi
Seorang sahabat saya warga NU di pasuruan mengirim inbox ke saya via WhatsApp, dia bertanya “Ustadz kenapa kok orang-orang talafi membenturkan Raja Salman dengan Habib Rizieq Shihab?”. Nah, maka sambil duduk santai di lantai beralaskan tikar seadanya, sembari menikmati keripik kiriman pak Yoso dari batam di temani secangkir syahi (teh panas) ditengah gemuruh hujan lebat menyirami ibu kota, maka saya jawab pertanyaan ini dengan ringkas namun agak padat. Begini, Antum baca baik-baik sampai selesai.
=> Raja Salman adalah Adik kandung mendiang Raja Abdullah. Anak cucu keturunan As-Sa'ud. Mereka adalah sebuah kerajaan yang berkuasa di Saudi secara turun temurun sejak munculnya DAKWAH TAUHID yang di bawa oleh ulama besar madzhab hanbali bernama Asy-Syaikh Muhammad Bin Abdil Wahhab At-Tamimi Rahimahullah. Karena dakwah yang dibawa oleh Syaikh Muhammad Bin Abdil Wahhab At-Tamimi Rahimahullah adalah sebuah gerakan dakwah militan, yaitu gerakan nyata memerangi segala bentuk kesyirikan, kejahiliyahan, dan thoghut yang membinasakan; lalu gerakan massif ini di topang oleh penguasa yaitu Abdul Aziz As-Saud, walhasil kolaborasi antara ulama dan umaro’ ini membuat gentar kalangan barat dan kolonialisme (penjajah).
=> Apa sebab mereka gentar? Karena tidak bisa di pungkiri dari masa ke masa yang membuat KAFIR PENJAJAH gentar dan ketakutan terhadap ummat islam ini adalah JIHAD ! JIHAD adalah sebuah konsep agama yang paling di takuti para penjajah sejak dulu. Sehingga wajar jika segala macam thoghut dengan adidaya-nya ingin meredupkan semangat jihad kaum muslimin diseluruh dunia. Caranya? Cara yang paling sederhana adalah dengan menciptakan citra bahwa jihad itu identik dengan "Te-ro-ris-me". Itu intinya.! Nah, Indonesia ini merdeka pun karena jihad, hengkangnya belanda dari nusantara diantaranya yaitu Resolusi Jihad Nahdhatul Ulama (NU) yang di prakarsai oleh Hadhratu Syaikh Kanjeng Yai Hasyim Asy’ari Rahimahullah. Saking pentingnya konsep Jihad sebagai syariat suci yang perlu di tanamkan dalam jiwa kaum muslimin, maka di susunlah sebuah kitab yang sangat elegan, buah karya seorang tokoh jihad internasional yaitu ASY-SYAIKH AL-MUKARROM AL-MUJAHID ASY-SYAHID in sya’ Allah DR.ABDULLAH AZZAM Rahimahullah yang berjudul Tarbiyyah Jihadiyyah yang kemudian di terjemahkan ke berbagai bahasa termasuk indonesia; Kitab ini bagaikan ruh yang kembali bangkit menghidupkan RUH SUCI PERJUANGAN Li-i’lai kalimatillah di era modern.
=> Singkat cerita, kembali ke isu tadi, salah satu upaya mereka untuk merusak citra dakwah Syaikh Muhammad Bin Abdil Wahhab dan memfitnah Dinasti Saud saat itu, mereka ciptakan sebuah opini publik bahwa pengikut Muhammad Bin Abdil Wahhab adalah kaum “WAHHABI”. Wahabi mereka citrakan sebagai kelompok atau sekte radikal yang mengkafirkan muslim yang tidak mengikutinya, menghalalkan darah muslim yang bukan kelompoknya, kaum yang haus darah, dan merupakan sekte yang dibentuk oleh inggris. Ini strategi mereka. Walhasil, mereka berhasil membuat manuver dan manipulasi fakta atas dakwah Syaikh Muhammad Bin Abdil Wahhab At-Tamimi yang tidak sedikit mempengaruhi kalangan muda NU dewasa ini. Padahal, Buya Muhammad Natsir sebagai tokoh Masyumi di zaman Soekarno yang notabennya berafiliasi pada manhaj pemikiran Syaikh Muhammad Bin Abdil Wahhab pun tidak bisa dipisahkan dari yang namanya NU. Karena fakta sejarah mengukirkan bahwa pendiri NU sendiri (Hadhratu Syaikh KH.Hasyim Asy'ari) adalah tokoh penting dalam pendirian MASYUMI.
=> Lalu apa yang menyebabkan Dakwah Syaikh Muhammad Bin Abdil Wahhab At-Tamimi TERCORENG ? Syaikh Muhammad Bin Abdil Wahhab At-Tamimi Rahimahullah adalah ulama besar, beliau ulama muwahhid bermazhab hanbali yang sholih dan taqwa. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa seiring berjalannya waktu dan bergantinya zaman, banyak bermunculan kaum yang menisbahkan diri pada dakwah syaikh namun praktek di lapangan justru menyelisihi manhaj Syaikh sendiri. Diantaranya, gampang mengkafirkan, manhaj ektrim yang gampang memurtadkan orang tanpa perincian, dan gampang memvonis sesat kalangan lain yang berbeda ijtihad dalam urusan furu’. dst. Sehingga, publik akan menyangka bahwa begitulah ajaran Syaikh Muhammad Bin Abdil Wahhab At-Tamimi, padahal tidak. Fakta inilah yang dikemudian hari menjadi ruang kritik yang begitu tajam di kalangan NU terhadap segelintir kaum yang mengaku sebagai "pengikut dakwah syaikh muhammad bin abdil wahhab attamimi" yang kemudian di kenal dengan sebutan “wahhabi”. namun, tajamnya ruang perbedaan antara kalangan "wahabi" dan "NU" di nusantara ini kemudian menjadi angin segar bagi sekte neo-majusi (Syi’ah) untuk menancapkan taringnya di bumi pertiwi yang kemudian memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Hingga terbitlah sebuah buku yang ditulis oleh tokoh NU itu sendiri, berjudul: "Titik Temu Wahabi-NU", karya KH.Prof.Dr.Ali Musthofa Ya'qub,MA Rahimahhullah sebagai upaya pendekatan ideologis atas dua kubu mazhab yang sama dalam ushul tetapi banyak berbeda dalam furu’.
=> Singkat cerita, Salman Bin Abdul Aziez menjabat sebagai Gubernur Riyadh (ibu kota Saudi) semasa Raja Abdullah masih hidup. Wafatnya Raja Abdullah menaikkan posisi Salman sebagai Raja penggantinya. Menjabatnya Salman menjadi raja mengukirkan fakta baru yang cukup membahagiakan hati orang-orang beriman, diantaranya: tidak sedikit Ulama dan mujahid yang dibebaskan dari penjara, keberanian Raja Salman menyerang Syi'ah Houtsi yang hendak merevolusi pemerintahan Yaman, dipecatnya seorang menteri yang memberedel buku-buku pergerakan seperti Sayyid Quthub, Hasan Al-Banna, Muhammad Quthub, dll, keberaniannya menampakkan antipati kepada thoghut As-Sisi (presiden mesir), kemudian ulama-ulama syafi'iyah dan ulama dari berbagai mazhab diberi kebebasan dan ruang untuk mendakwahkan mazhabnya. Bahkan sekarang, di haramain ulama-ulama Jamaah Tabligh dari kalangan Syafi'iyyah & Hanafiyyah diberi tempat untuk mengajar dan berdakwah., yang tak kalah menyita perhatian dunia adalah Raja Salman meninggalkan si Thoghut Obama saat hendak shalat asar. Ini fakta yang cukup fenomenal.
=> Basic pemikiran Raja Salman adalah Ikhwanul Muslimin (IM). bukan murji-ah apalagi halabiyyah. karena sebelum pecahnya kasus teluk di tahun 1990-an saat Shaddam Husein menginvasi kuwait, Saudi Arabia adalah Negeri berhaluan Ikhwanul Muslimin dengan Universitas Islam Madinah (UIM) sebagai pusat pendidikan, dakwah, dan tarbiyyah-nya. Bahkan, kitab Jihad Fii Sabilillah karya Hasan Al-Banna Rahimahullah menjadi buku wajib di Saudi. setelah kasus teluk, itu dimanfaatkan oleh barat. Caranya bagaimana? Begini singkatnya, dulu tahun 1990-an terjadi kasus teluk. Iraq yang di pimpin Shaddam Husein berhasil menginvasi kuwait karena minyaknya. Saudi pun terancam secara politik. Karena Saudi waktu itu tidak sekuat Iraq dalam hal kekuatan militer, demi melindungi rakyatnya dari madhorot besar yang di prediksi, maka Saudi meminta bantuan Amerika -berupa pasukan militer- sebagai kekuatan adidaya yang tidak bisa dikalahkan waktu itu. akhirnya tentara amerika yang kaafir, najis, dan kotor itu menduduki satu daerah di kawasan Saudi yaitu Buraidah.
=> Nah, dikarenakan sikap meminta bantuan Amerika (kafir) untuk menyerang kaum muslimin (Iraq) ini merupakan TINDAK KEKUFURAN dan PEMBATAL KEIMANAN yang sudah pasti menuai kontroversi dan kecaman dari banyak fihak. Nah, akhirnya karena tekanan, Syaikh Bin Baz sebagai mufti besar saat itu mengeluarkan fatwa membenarkan kebijakan politik kerajaan yaitu meminta bantuan amerika untuk menghadapi -prediksi- invasi Iraq. Namun kebijakan itu tetap mendapat kecaman dan perlawanan dari banyak ulama dan da'i-da'i muda kala itu, termasuk mendapat kecaman keras dari SYAIKH MUHAMMAD NASHIRUDDIN AL-ALBANI Rahimahullah. diantara ulama-ulama muda saudi yang mengecam keras kebijakan politik kerajaan waktu itu ialah Syaikh Muhammad Surur Bin Nayif Zainal Abidin, Syaikh Safar Bin Abdirrahman Al-Hawali, Syaikh A'idh Al-Qarni, Syaikh Salman Al-‘Audah dan masih banyak lagi. Nah, karena singgasana kerajaan mulai tidak stabil; di satu sisi ini tindak kekufuran dan disisi lain cinta dunia takut mati, akhirnya Kerajaan menggunakan Ulama-ulama yang pro pemerintah saudi untuk meng-cauntre pemikiran Ulama-ulama muda tadi. Caranya? Dibentuklah Istilah "Sururi" atau "Sururiyyah" sebagai dogma, yaitu kelompok hizbi yang mengikuti ulama-ulama semacan Muhammad Surur, Safar Hawali, Salman Al-'Audah, A'idh Al-Qarni, dll. Kelompok ulama yang pro secara total terhadap Kebijakan politik Saudi yang notabennya adalah MURJI-AH ini kemudian mengklaim diri mereka dengan istilah “Salafi” atau “Salafiyyun”. Nah, doktrin ini kemudian berkembang hingga hari ini dan alhamdulillah SAYA SUDAH TAUBAT DARI KELOMPOK INI. Jadi, keberhasilan gerakan ikhwanul muslimin di saudi waktu itu dicopy paste secara total tapi dengan wajah baru yaitu: Neo Murji'ah.
=> Intinya, kelompok ini adalah bagian dari operasi intelijen tingkat tinggi sebagai antitesa radikalisme. Khawarij dan Murji'ah adalah 2 sekte paling menghancurkan jihad, dan Amerika menggunakannya secara bersamaan. Bahasa modernnya: Radikalisasi dan Deradikalisasi. Keberhasilan Ikhwanul Muslimin (IM) mengembangkan jaringannya lewat para tokoh-tokohnya yang ditampung oleh Saudi untuk menjadi dosen-dosen di Universitas-universitas di Saudi pada waktu itu menyebabkan gerakan IM mendunia dan membawa angin perubahan di seluruh dunia Islam. Puncaknya adalah dengan kemenangan partai-partai Islam di berbagai negara. Nah, fakta inilah yang kemudian membuat Amerika si kafir thoghut itu gerah. Maka dengan meminjam Saudi, pola ini dicopy paste tapi dengan cara mensterilkan pengaruh Ikhwanul Muslimin (IM) dari semua lembaga di Saudi lalu memasukkan pemikiran Neo-Murji'ah (murji'ah gaya baru) yang mengaku “Salafy” ini. Sehingga Universitas Islam Madinah (UIM) yang dulunya menjadi tempat mencetak kader mujahid, sekarang berubah menjadi pusat deradikalisasi alias dejihadisasi. Maka wajar jika 'Salafi Klaimer' (saya menyebutnya Talafi) amat sangat benci dengan Ikhwanul Muslimin (IM). Kenapa? Ya, karena dari sana lah Saudi mulai berubah. Pola penyebaran IM dicopy paste secara total. tapi dengan membawa pemikiran Neo-Murji'ah. Bantuan finansial, gedung, masjid, buku dsb sangat massif. Persis seperti penyebaran pemikiran IM. Sehingga, wahai sahabat iman yang di muliakan Allah, untuk menilai gerakan murji’ah gaya baru (talafi) ini hanya dari sisi gerakan keagamaan saja, adalah sebuah KESALAHAN FATAL.
=> Gerakan murji-ah gaya baru yang mengaku-ngaku ‘Salafi’ ini sejatinya adalah sebuah gerakan politik penghancuran Islam yang dikemas dengan amat sangat rapi dalam doktrin “Kembali kepada Sunnah Nabi”, namun di saat yang sama justru menanggalkan inti ajaran Nabi itu sendiri, yaitu: Al-Wala’ wal Baro' & Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Contoh kecilnya apa ? Contoh kecilnya, sangat garang kalau membahas masalah jenggot, tapi soal kezhaliman penguasa malah bungkam. Ini ciri laten murji’ah modern. Maka wajar jika mereka begitu anti terhadap para tokoh ummat yang vokal mengingkari kezholiman penguasa. Doktrin utama yang mereka suguhkan ke tengah ummat adalah dengan membentuk persepsi publik bahwa pengingkaran terhadap penguasa zholim atau rezim sekuler adalah tindakan bughot atau khawarij yang wajib di perangi. Siapapun yang mengingkari atau mengingkari penguasa di anggap hizbiyyah, khawarih, sesat, dll. Ini merupakan "dagangan" mereka dari dulu. Caranya, menggunakan dalil-dalil quran dan sunnah lalu di tarik dan jungkir balik makna dan penempatannya sesuai kepentingan mereka. Kepentingan apa? Kepentingan untuk melanggengkan para penguasa dan raja-raja monarkhi itu yang anti NEGERI ISLAMI atau KHILAFAH ISLAMIYYAH.
=> Jika Talafi membenturkan raja Salman dengan tokoh muslim yang vokal melawan kezholiman rezim sekuler (misal: Bachtiar Nasir, Habib Rizieq, dll), maka wajar.. Karena mereka (talafiyyun) adalah bagian penting dari konspirasi intelijen global.
Wallahu A'lam.
-------------
Repost by:
👥 “Cahaya Salaf Group”
[ Pustaka At-Thuwailibi Channel ]
Note: judul artikel sedikit ada penambahan dengan kata 'Ikhwanul Muslimin'
Makin anda perpanjang analisa anda, makin terlihat kejahilan anda..makin terlihat ke"khawarij"an anda..hanya berani berkoar2 tentang thogut, tapi aturan thogut tetap diikuti..anda punya SIM ? Bayar Pajak Kendaraan ? Bayar PBB ? Itu kan semua aturan dari "Thogut" ,kok anda patuh?? Takuut ??? Tapi "Jihadis"... Mujahidin atau Munafiqun?
ReplyDeleteMakin anda perpanjang analisa anda, makin terlihat kejahilan anda..makin terlihat ke"khawarij"an anda..hanya berani berkoar2 tentang thogut, tapi aturan thogut tetap diikuti..anda punya SIM ? Bayar Pajak Kendaraan ? Bayar PBB ? Itu kan semua aturan dari "Thogut" ,kok anda patuh?? Takuut ??? Tapi "Jihadis"... Mujahidin atau Munafiqun?
ReplyDeleteMakin anda perpanjang analisa anda, makin terlihat kejahilan anda..makin terlihat ke"khawarij"an anda..hanya berani berkoar2 tentang thogut, tapi aturan thogut tetap diikuti..anda punya SIM ? Bayar Pajak Kendaraan ? Bayar PBB ? Itu kan semua aturan dari "Thogut" ,kok anda patuh?? Takuut ??? Tapi "Jihadis"... Mujahidin atau Munafiqun?
ReplyDeleteMakin anda perpanjang analisa anda, makin terlihat kejahilan anda..makin terlihat ke"khawarij"an anda..hanya berani berkoar2 tentang thogut, tapi aturan thogut tetap diikuti..anda punya SIM ? Bayar Pajak Kendaraan ? Bayar PBB ? Itu kan semua aturan dari "Thogut" ,kok anda patuh?? Takuut ??? Tapi "Jihadis"... Mujahidin atau Munafiqun?
ReplyDeleteMakin anda perpanjang analisa anda, makin terlihat kejahilan anda..makin terlihat ke"khawarij"an anda..hanya berani berkoar2 tentang thogut, tapi aturan thogut tetap diikuti..anda punya SIM ? Bayar Pajak Kendaraan ? Bayar PBB ? Itu kan semua aturan dari "Thogut" ,kok anda patuh?? Takuut ??? Tapi "Jihadis"... Mujahidin atau Munafiqun?
ReplyDeleteJadi bisa tolong jelaskan lagi kenapa pemerintahan saudi menjadi salah satu pemerintahan yang paling pertama secara resmi mengumumkan organisasi IM sebagai organisasi teroris...?
ReplyDelete