Tulisan Mantan Jurnalis senior Nanik S. Deyang: GHIRAH 112
SEMANGAT 112 Bakal mengguncang Jakarta. Saya trenyuh teman-teman yg punya ghirah yg dari luar Jawa sudah pada pesan tiket pesawat jauh-jauh hari. Kemudian yg di Jawa juga sudah pada pesan tiket, dan malah saya dengar akan ada rombongan naik sepeda motor dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Ghirah ini rasa yg muncul dalam hati yg kita juga tidak tau bagaimana prosesnya datang. Jadi yg orang Islam dan belum memiliki Ghirah terserah saja Anda untuk tidak bela Islam, tapi mohon jangan menghina yg punya Ghirah, misalnya menghina umat yg suka datang ke tempat persidangan penistaan agama, atau kadang datang ikut demo saat pimpinan umat diperiksa dengan mengatakan yg suka datang-datang di aksi-aksi itu TIDAK PUNYA KERJAAN atau pengangguran.
Asal anda-anda tahu mayoritas orang yg ikut demo baik di sidang penistaan agama dll itu, orang yg sudah punya usaha, dan bahkan para pekerja, namun saking cintanya sama agama, kemudian mereka cuti.
Jangan menghina orang yg datang ikut aksi Bela Islam ya, coba tanya yg ikut berbagai aksi, apakah mereka pengangguran? Waduhhh dari mulai yg punya puluhan perusahaan, dokter-dokter top, dosen (profesor dan doktor banyak yg ikut turun), sampai ibu-ibu rumah tangga, artis dan sosialata (perempuan -perempuan kaya di Indonesia) ikut turun.
Ghirah itu masalah nurani, jadi jangan menghina orang yg punya ghirah dengan menjustifikasi kalau orang yg datang ke sidang penistaan agama, kawal Habib Rizieq dll, dan ikut berbagai aksi, itu orang-orang yg gak ada kerjaan, atau cari nasi bungkus, atau dibayar.
Sekali lagi silahkan Anda yg Islam tapi tidak punya ghirah, atau merasa apa yg dikatakan Ahok itu nggak perlu dibesar-besarka, Anda punya sikap sendiri (tidak seperti kita), namun sebaliknya jangan menghina orang yg turun di berbagai Aksi.
Sejahat-jahatnya orang adalah orang munafik, dan orang yg suka menghina/mencela.
(Nanik S. Deyang)
Apa yang disampaikan Bu Nanik tentang Ghiroh itulah yang dulu ditegaskan Buya Hamka.
0 komentar:
Post a Comment