Baharudin, salah sorang tuna netra dari Kampung sawah, Bekasi. |
Jari-jemari mereka lincah meraba Al-Quran versi Braille. Al-Quran khusus bagi tuna netra. Bagi mereka, membedakan huruf alif, lam, mim dan huruf hijaiyah lainnya bukanlah kendala. Lantunan suara tilawah mereka pun terdengar merdu.
Sebanyak enam belas orang tuna netra berjalan beriringan menuju barisan shof bagian depan di Masjid Istiqlal. Dengan memegang satu pundak ke pundak lain, mereka melangkah mengikuti suara komando, orang yang berada paling depan.
Baharudin, ialah salah seorang tuna netra asal Jl. Kampung Sawah, Jatimelati, Kota Bekasi. Ia datang bersama enam belas kawannya mengikuti aksi 112. Ada sebelas tuna netra berangkat dari Bekasi, lima orang lainnya dari Kelapa Gading, Jakarta. Baharudin berangkat menuju Masjid Istiqlal hanya menggunakan angkutan umum.
“Kami ke sini mau membela ulama,” katanya kepada Kiblat.net dengan tegas di Masjid Istiqlal pada Jumat (10/02).
Ayah satu anak ini juga mengatakan bahwa para tuna netra yang datang tidak mengatasnamakan kelompok tertentu. “Kita sebenarnya banyak dari elemen-elemen. Tapi yang kita bawa adalah soal tuna netranya,” tuturnya.
Bahar berharap, dengan mengikuti aksi 112 ini dapat menjadi ajang untuk meningkatkan keimanan kepada Allah SWT. Selain itu, ia juga berharap dapat memotivasi kaum Muslimin yang tidak menyandang kekurangan fisik mau tergerak untuk membela agama.
“Siapa tahu orang sekitar kita berpikir gini ‘yang gak liat aja ikut aksi, masak yg bisa lihat nggak ikut’. Bagaimana biar orang-orang berpikir. Konon, keterbatasan orang lain membuat orang lain termotivasi,” ujarnya.
Ahli pijat dan bekam ini juga mengomentari beberapa kasus akhir-akhir ini. Soal kasus Ahok, ia menilai, fenomena ini mengandung dampak positif bagi umat Islam. Yaitu persatuan. Terkait kriminalisasi ulama, ia mengatakan sudah sejak dulu ulama dimusuhi.
“Kriminalisasi ulama hanya istilah doang yang diganti. Dari zaman tahun 1960-an ulama juga sudah dimusuhi. Kasus PKI itu yang dibunuh siapa? Ya ulama juga,” ujarnya.
Ia pun berpesan kepada ummat Islam untuk merapatkan barisan. Menghindari perkara khilafiah. “Jangan karena yang satu cingkrang, yang satu nggak cingkrang terus nggak teguran,” tukasnya.
0 komentar:
Post a Comment