Polisi Lakukan Aksi Teror dan Hadang Rombongan dari Lampung yang akan ke Jakarta
Bus besar itu meliuk di tikungan. Membuat tubuh Ijal, salah satu penumpang bus tersebut, yang bersandar di deretan bangku tengah terdorong ke samping. Tatapan mata lelaki berusia 56 tahun itu tetap fokus ke depan. Pemandangan indah berupa hijaunya perbukitan yang membentang antara Bandar Lampung dan Bakauheni tak membuatnya takjub. Ada pemandangan lain yang sedang dinantinya.
Ijal bersama 60an penumpang sedang dalam perjalanan menuju Jakarta. Perhelatan acara 112 telah memanggilnya dari jauh hari. Pria berdarah Minang ini bersama rekan-rekan komunitasnya telah membulatkan tekad untuk kembali menyambut seruan itu. Seperti yang telah diikutinya di Aksi Bela Islam 212 yang lalu. Ada 7 bus yang siap mengangkut mereka.
"Bismillah kami peserta dari Lampung siap ke Jakarta untuk memperkuat 112. Semoga Allah meridhoi Nya." Pukul 08.22, 10 Februari 2017, kru Wajada.net menerima pesan dari Ijal melalui aplikasi whatsapp. Rencana keberangkatan telah dieksekusi. Diperkirakan bus mereka akan sampai di Jakarta sore nanti.
Hujan tercurah ke bumi Jakarta sejak pagi. Langit diwarnai biru tua yang gelap. Angin berhembus agak kencang. Buruk, untuk ukuran cuaca. Tetapi deskripsi kondisi Jakarta tak membuat Ijal kendur. "Dilampung juga hujan dari semalam," balasnya.
Tak lama setelah kabar keberangkatannya, telepon genggam kru wajada.net berbunyi. Ada sebuah pesan dari Ijal yang menanti dibaca.
"Lagi2 kami dihadang polisi & bus tidak boleh berangkat." Pesan itu terkirim pada pukul 09.13, terlampir juga sebuah foto. Rupanya aparat mempersulit keberangkatan Ijal dan kawan-kawan. Namun kejadian ini tidak membuatnya kaget. Aksi 212 yang lalu pun ia mengalami hal serupa.
Ketika ditanya apakah Ijal dan kawan-kawan akan balik ke rumah? Ijal menjawab, "Terus, seperti 212 naik Panjang kalau nggak boleh." balasnya. Maksudnya ia dan rombongan akan berjalan terus dan akan naik bus umum dari daerah Panjang, bila tidak diperbolehkan berangkat.
Beberapa saat kemudian pesan darinya hadir kembali.
"Ganti bus. Bismillah kami berangkat mohon do'a nya." Tulis Ijal. "Berangkat disuruh ke Way Halim & penumpang disuruh turun serta busnya nggak berangkat." Jadi ceritanya, bus rombongan Ijal berjalan menuju Way Halim, Bandar Lampung. Dari sana, mereka berganti bus. Dan mereka tetap melanjutkan perjalanan menuju Jakarta.
Alhamdulillah ada jalan. Niat baiknya untuk membaur dengan saudara-saudara seaqidahnya di Istiqlal shubuh nanti Allah mudahkan, meski ada sedikit hambatan. Ijal tak sabar. Di depan matanya, terhampar pemandangan aksi Jumat Akbar pada 2 Desember 2016 lalu. Aksi yang menyatukan gelora-gelora para pembela Islam yang tak rela agamanya dihina oleh seorang pejabat.
Pukul 13.55 sebuah pesan kembali masuk. "Sudah sampai di Kalianda."
Sepertinya kedatangan Ijal ke Jakarta akan lebih telat dari yang diperkirakan. Namun Jakarta akan menyambutnya. Dalam suasana yang sejuk. Lalu sejarah akan mengukir cerita kembali.
0 komentar:
Post a Comment