Rekaman baru yang diperoleh Al Jazeera, berisikan pernyataan Mohamed Ibrahim pada pertemuannya dengan para petinggi polisi akhir tahun lalu, ia berbicara akan peran badan keamanan dalam penggulingan Mursi, dan pencegahan arus demonstrasi yang terjadi sejak saat itu.
Ibrahim mengingatkan kepada perwira yang hadir bahwa ia akan berkumpul dengan mereka sebelum 30 Juni 2013, yang sebelumnya berhasil mengkudeta Mursi, dipimpin oleh Presiden sekarang Abdel Fattah al-Sisi ketika ia masih menjabat sebagai menteri pertahanan
Dalam pertemuan itu Ibrahim dia tidak mengatakan sikapnya untuk menolak kelompok Ikhwanul Muslimin, akan tetapi ia "yakin" bahwa para petinggi keamanan mengerti akan instruksi yang ada. Menteri Dalam Negeri Mesir berbicara tentang "penolakan rakyat terhadap kelompok Ikhwanul Muslimin," ia juga mengatakan bahwa " revolusi 30 Juni" tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari dua institusi keamanan dan lembaga militer, termasuk kontribusi dinas keamanan dalam menjaga para demonstran untuk berkumpul tepat sebelum kudeta.
Dalam pertemuan itu, yang tampaknya diadakan sebelum demonstrasi "Jum'a Al-Masohif " 25 November tahun lalu, Ibrahim mendesak petinggi polisi untuk mempercepat pembubaran demonstrasi yang dimulai segera setelah para demonstran berkumpul di luar masjid.
Ibrahim juga mendesak para pemimpin keamanan yang hadir pada pertemuan untuk "bersikap keras" dalam menghadapi protes mengutuk pemerintahan saat ini, dan memerintahkan agar pada saat keadaaan terdesak,untuk tidak ragu mengunakan senjata dalam menghadapi pengunjuk rasa.
Bocoran rekaman itu juga berisi tentang dana yang akan diberikan Kementerian Dalam Negeri kepada para perwira sebagai pengganti mobil pribadi mereka yang terbakar, Ibrahim berkata bahwa kementerian membayar 10.000.000 Le (1.300.000 Dolar) sebagai pengganti tanpa berhak untuk memverifikasi kasus yang dilaporkan.(Alj/Ulum)
0 komentar:
Post a Comment