Pernikahan Dalam Hitungan Jam Semakin Menjamur di Iran
Surat kabar Iran pada hari Selasa (03/06) mengungkapkan semakin tingginya tingkat "pernikahan mut’ah (kontrak)" di negeri tersebut, keenggan para pemuda untuk menikah permanen karena kemiskinan yang merata di Iran, imbas sanksi ekonomi yang dikenakan pada negara Syiah tersebut atas program nuklirnya yang kontroversial seperti dilansir al-marsd.com.
Surat kabar "Karon" Iran mengatakan pada hari Selasa bahwa hasil riset sosial mengungkapkan indikator tingginya "pernikahan mut’ah" atau "pernikahan sementara" dibanding "perkawinan permanen." Surat kabar itu menyatakan semakin menjamurnya situs-situs pernikahan mut’ah di Internet, dan mayoritas pengunjung situs tersebut adalah para wanita yang telah habis kontrak nikah mut’ahnya.
Dan surat kabar “Karon” menjelaskan bahwa "pernikahan mut’ah" mencakup beberapa periode waktu bisa hanya dalam hitungan jam, bulan dan tahun, dan itu tergantung pada kemampuan finansial/keuangan dan latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh kedua belah pihak.
Menurut situs “Ainul Yaum” bahwa pakar sosial Iran, Majeed Abhari bahwa peningkatan prosentase "pernikahan mut’ah" karena kurangnya kemampuan finansial dan biaya hidup dan para wanita Syiah yang telah habis kontraknya mencari pasangan baru untuk memperbaiki kehidupan sosialnya sehingga mereka akan kembali melakukan nikah mut’ah dengan harga kontrak berapapun.
Diantara hikmah mengapa Syiah menghalalkan nikah mut’ah adalah bahwa nikah mut’ah adalah hukuman dari Allah terhadap kaum Syiah yang mencaci maki dan merendahkan kehormatan bahkan mengkafirkan istri-istri nabi seperti Aisyah dan Hafshah.
Maka Allah pun hinakan wanita-wanita Syiah dengan pernikahan mut’ah yang tidak ubahnya seperti perzinaan bahkan lebih hina dari perzinaan itu sendiri, mereka seumur hidup akan melakukan nikah mut’ah selama mereka tidak bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.(iz/koepas)
0 komentar:
Post a Comment