Harian pemerintah Al-Ahram melalui situs online-nya www.gate.ahram.org.eg memberitakan bahwa berdasarkan informasi yang dirilis Komisi Tinggi Pemilu Mesir (Al-Lajnah Al-‘Ulya Lil Intikhabat Al-Misriyah) jumlah total pemilih mencapai 24.316.873 orang.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 23.557.545 orang atau sekitar 96,87% memilih Abdul Fatah As-Sisi, dan sebanyak 759.328 orang atau sekitar 3,12% dari jumlah pemilih yang memilih Hamden Shabahi.
Data yang diberikan oleh Komisi Tinggi Pemilu dan media pendukung kudeta di Mesir tersebut menimbulkan tanda tanya besar, terutama dengan memperhatikan suasana di TPS-TPS pada hari pemungutan suara yang sangat sepi dan berbeda jauh dibandingkan dengan Pilpres 2012 yang dimenangkan oleh Presiden Mursi.
LSM dan aktivis penentang kudeta menuding KPU Mesir telah memanipulasi angka pemilih dengan tujuan seolah-olah legalitas kemenangan (palsu) Abdul Fatah As-Sisi kuat sebagai penerus rezim militer di negara tersebut.
LSM bernama Arab Observatory of Rights and Freedoms (Al-Mirshad Al-Araby Lil Huquq wal Huriyat) dalam laporan finalnya tentang pemilu presiden Mesir menyebutkan bahwa jumlah pemilih yang memberikan hak suaranya hanya 6.425.989 orang atau 11,92% dari sekitar 53 juta orang jumlah pemilih yang terdaftar.
Arab Observatory menyatakan bahwa data tersebut dikumpulkan oleh tim dan relawannya yang tersebar di seluruh provinsi di Mesir. Disebutkan juga bahwa pemilu tidak bersih dan diwarnai oleh berbagai pelanggaran serius, utamanya keberpihakan penyelenggara dan pemerintahan kudeta kepada calon tertentu (Abdul Fatah As-Sisi). (islammemo/rem/dakwatuna)
0 komentar:
Post a Comment