Isu SARACEN Diduga Segera Lenyap, Ketua Saracen Bakal Direkrut Siber Polri, Asal..


Polisi telah menangkap Jasriadi alias JAS, ketua jaringan penyebar ujaran kebencian, Saracen.

Kasubdit 1 Dit Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Kombes Pol Irwan Anwar mengatakan, Jasriadi adalah orang yang cerdas dalam penggunaan internet.

"JAS ini cerdas. Otodidak dia ini. Cocoknya masuk siber sebenarnya orang ini," ujar Irwan kepada Liputan6.com, Kamis 24 Agustus 2017.

Untuk itu, kata Irwan, jika Jasriadi mau bertobat maka kepolisian ingin merekrutnya bergabung dengan Direktorat Siber Polri.

"Ya pelan-pelanlah. Nanti kita kan pelajari, kalau dia insaf ya tarik, kalau dia bandel ya bahayalah ini," tandas Irwan.

Jasriadi sendiri mengaku memiliki kemampuan meretas jaringan media sosial, belajar secara autodidak di internet. Bahkan, dia belajar secara khusus tentang Facebook.

"Jadi tidak ada namanya kita diajari orang, prosesnya panjang sekali. Waktu itu saya mempelajari dasar-dasar Facebook, saya membuka kode source, kebetulan di bawahnya ada pengembang developernya, orang India," kata dia.

"Beliau menjual program dasar-dasar FB (Facebook), saya pelajari dari situ, saya beli waktu itu pembayarannya pakai paypal," Jasriadi mengklaim.

Banyak Peretas Direkrut

Mabes Polri sudah banyak merekrut para mantan peretas. Para peretas yang ditangkap dan memiliki kemampuan itu sudah banyak yang diajak membantu kinerja polisi.

"Nggak hapal. Ada banyaklah. Mereka itu kan tertangkap juga tergantung ada yang ngelapor kan. Nyarinya susah," tutur Kanit III Subdit I Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri AKBP Idam Wasiadi kepada Liputan6.com, Jakarta, Jumat, 7 April 2017.

Hanya saja, Idam enggan menyebutkan jumlah pasti dari peretas yang sudah membantu. Kemampuan mereka tidak hanya digunakan untuk kepolisian, tapi juga instansi pemerintahan lainnya.

"Ya rahasialah (jumlahnya). Itu untuk intelijen. Masa semua dibuka," jelas dia.

Menurut dia, perekrutan yang dimaksud itu tidaklah terkait penggunaan kemampuan yang dimiliki si peretas agar digunakan ke arah yang baik, tapi juga soal pembinaan usai menjalani masa tahanan.

"Ngerekrut ya kita bina, kita arahkan jadi anak baik. Kita rekrut maksudnya ya kalau bisa dimanfaatkan ya nggak apa-apa. Kalau bagus, potensial, daripada ikut yang nggak bener," ujar dia.

"Ya bantu bangsa lah bukan hanya Polri. Kalau sudah dimanfaatkan orang kan banyak yang gelap. Kalau jadi baik, jadi peretas putih kan bagus," ujar Idam.[liputan6/ulfa] DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment