Gara-gara Tak Dukung Ahok, Tokoh Tionghoa Ini Nyaris Dipukul Brigjend Teddy Jusuf


Sepak terjang seorang Lieus Sungkharisma sebagai seorang tokoh dari etnis Tionghoa (Cina) rupanya membuat gerah para warga etnis Cina lainnya, hal ini terungkap dari postingan salah satu rekan dekat Lieus, Zeng Wei Jian alias Ken Ken yang selama selalu bersama mendampingi Lieus melakukan kegiatan, khususnya terkait dengan penolakan terhadap Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Lieus rupanya benar-benar membuat para etnis Tionghoa lainnya yang merasa juga sebagai tokoh dari kalangan mereka, marah dan merasa tidak terima ketika media dan banyak dari warga asli Indonesia khususnya yang termaginalkan akibat perlakuan ahok, mengangkat Lieus sebagai salah satu tokoh Tionghoa Indonesia.

“Salah satu alasan saya mengatakan etnis Tionghoa prohok (Pro Ahok – red) sebagai “cina rasis” adalah saat mereka bilang Lieus Sungkharisma adalah “pengkhianat Cina” karena bersikap anti Cina,” tulis Zeng Wei Jian yang menganggap rasis dan kepicikan para pendukung Ahok yang selalu saja menganggap Ahok yang sekalipun salah, ngaco namun Ahok tetap harus di dukung karena Ahok adalah Cina.

Kemarahan mereka, menurut Wei Jian dikarenakan penyematan “titel” didepan nama Lieus sebagai “Tokoh Tionghoa” karena mereka tidak pernah merasa memberikan predikat kepada Lieus adalah seorang Tokoh Tionghoa, bahkan mereka tetap ngeyek jika Lieus bukanlah wakil bagi seluruh etnis Tionghoa.

“Yang memberikan titel kepada Lieus Sungkharisma sebagai tokoh Tionghoa adalah saya dan juga jutaan warga pribumi Indonesia yang merasa jika Lieus adalah Cina Indonesia yang memiliki rasa nasionalisme yang jauh lebih baik dibandingkan mereka,” ujar Abdullah Kelrey, Presidium Nusa Ina Institute.

Dullah mengatakan, karena Lieus-lah banyak dari pribumi Indonesia merasa bahwa tidak semua warga etnis Tionghoa suka dan senang dengan cara dan tingkah laku Ahok, bahkan Dullah mengatakan jika dirinya juga memiliki sebagian rekan dari etnis Tionghoa yang tidak suka dengan peringai Ahok, hanya saja mereka diam, beda dengan Lieus yang berani menyuarakan,

“Selain Lieus ada Jaya Suprana, juga Zeng Wei Jian , maka wajarlah jika kami mendaulat mereka sebagai tokoh Tionghoa, jika dari masyarakat Tionghoa yang mendukung Ahok tidak menerima, itu urusan mereka,” ujar Dullah yang tetap menganggap jika banyak yang sepaham dengan Lieus dan teman-temannya.


Zeng Wei Jian menceritakan jika perjamuan yang diadakan untuk menghakimi Lieus bukanlah yang pertama kali, dengan mengatasnamakan “Chinese Representative” bahkan saking kalapnya mereka sampai membawa-bawa nama pengusaha Tommy Winata hanya untuk sekedar menakut-nakuti Lieus. Bahkan rencana yang paling “gila” mereka berencana untuk memecat Lieus dari etnis Tionghoa.

“Belum pernah ada segolongan rasis sedungu mereka. Bahkan kaum American Redneck tidak pernah berpikir memecat seorang kulit putih dari ras-nya, atau dibatalkan keanggotaannya dari WASP (White Anglo Saxon Protestan) hanya karena menikahi seorang wanita dari etnis African America,” ujar Weng Jian.

Puncaknya ketika pertemuan yang terakhir, Lieus yang menghadiri pertemuan hampir saja mendapatkan bogem mentah dari Brigadir Jenderal Teddy Jusuf (Ketua PSMTI) yang sudah menggulung lengan bajunya, bersiap untuk memukul Lieus.

Untungnya Kepala Suku Tionghoa Muslim, H. Jusuf Hamka langsung menggebrak meja melihat kejadian tersebut, hingga kejadian pemukulan tersebut tidak terjadi, bahkan Jusuf mempertanyakan balik, sejak kapan orang-orang yang hadir dan ingin menghakimi Lieus mewakili dirinya dan berhak untuk menggelar pengadilan adat untuk Lieus.

“Mendukung Ahok atas dasar racial background adalah bentuk vulgar rasisme. Mereka adalah penyakit. Mereka menderita penyakit pikiran. seperti kata DJ Zhao, Racism is modern disease if the mind (Rasis adalah penyakit modern pikiran),” pungkas Zeng Wei Jian. [pembawaberita] DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment