Cerita dari Parade Bhinneka Tunggal Ika Warga Jakarta pun Dibohongi Pakai Janji Palsu…


PUTRA kecewa. Niatnya menonton konser Iwan Fals dan Slank tak tercapai. Ia malah menonton tari-tarian dan musik daerah. Kenapa? Rupanya konser tersebut itu hanyalah janji palsu yang diterimanya.

“Saya dijanjikan nonton OI dan Slank tapi adanya cuma begitu. Cuma muter-muter aja,” ujar pria 24 tahun ini di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Sabtu (19/11/2016).

Muter-muter yang dimaksud adalah kegiatan long march yang dilakukan sebagian peserta Parade Bhinneka Tunggal Ika. Parade ini berlangsung di kawasan Patung Kuda.

Mereka long march dari kawasan Patung Kuda ke kawasan Gambir dan sekitarnya, lalu balik ke titik semula. Sebagian peserta lainnya hanya bersantai di sekitar Patung Kuda dan pelataran Monas.

Putra merupakan salah satu dari ratusan massa yang hadir (tepatnya “dihadirkan”) dalam acara itu. Pria bertindik ini mengaku sama sekali tidak tahu menahu perihal acara tersebut. Ia datang hanya ingin menonton konser yang dijanjikan itu.

“Kita merasa kecewa, datang jauh-jauh, ditunggu-tunggu enggak ada,” ungkap pria yang mengaku dipanggil Batak ini.

Ditipu Pakai Janji Istigasah

Putra tak sendirian, banyak peserta lain yang merasakan kekecewaan yang sama. Seorang ibu berbaju putih-putih tak sungkan untuk mengutarakan kekecewaannya. Nasib buruk dengan janji palsu oleh seorang yang disebut koordinator tak bisa dielaknya.

“Saya mendadak dapat informasinya, iming-imingnya istigasah dan harus memakai baju putih semua. Pagi-pagi itu menyiapkannya,” tutur wanita ini tanpa menyebutkan namanya.

Ia pun tak menyangka kalau ternyata acara yang didapatinya di kawasan Patung Kuda berbeda jauh dengan kegiatan istigasah yang dikenal di kalangan umat Islam selama ini.

“Pil pahit” serupa ditelan sekelompok wanita anggota pengajian dari Tanjung Priok, Jakarta Utara. Mereka juga dikecewakan karena merasa dibohongi pakai janji-janji palsu.

Ita, 45 tahun, yang mewakili kelompok pengajian tersebut, mengaku, oleh seseorang diijanjikan untuk ikut istigasah di Gelora Bung Karno, Senayan.

Namun, janji sekadar janji. Kelompok pengajian itu diturunkan di Kawasan Patung Kuda, Sabtu (19/11/2016) itu.

“Tadi kita dibilanginnya istigasah, jadi kita pada mau ngikut. Ternyata nyampe sini, mana istigasahnya?” ujar Ita merasa tertipu.

Mau tak mau, ia bersama kelompok pengajiannya hanya berdiam diri di jalanan Monas. Bukan istigasah yang ia dapatkan, tapi lantunan lagu dan musik-musik yang menyasar ke telinganya.

Acara parade itu disebut-sebut oleh sejumlah kalangan sebagai kegiatan tandingan Aksi Bela Islam II (Aksi Damai 411). Namun, berdasarkan pengamatan wartawan, secara jumlah massa saja, parade itu sangat jauh berbeda dengan aksi 4 November.

Bahkan, seperti yang diungkapkan dalam kesaksian di atas, parade itu banyak diikuti oleh orang-orang yang justru tak paham akan muatan parade. Demikian dilansir kantor berita Islam asosiasi JITU, Islamic News Agency (INA).* M. Fajar/INA DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment