Applause untuk PKS


Oleh : Fahmi Irhamsyah

Kemarin kita sudah membahas tentang Kebangkitan PKB, hari ini perlu juga rasanya kita berikan Applause pada satu partai yang menurut sebagian pengamat akan “gugur” dalam pemilu ini. Mereka adalah Partai Keadilan Sejahtera. Dalam survey yang dilakukan oleh Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) selama tahun 2013 PKS diprediksi tidak akan lolos Parliamentary Threshold (PT) sebab dalam hasil survey SSS PKS hanya akan mencapai 3.15 %. Namun ternyata data Quick Count menunjukkan hasil yang berbeda jauh, PKS mendapatkan hasil sebesar 6.73%. Dengan margin eror sebesar 1.2 % bukan tidak mustahil angka 7% bisa dicapai oleh PKS. Dan ini berarti tidak terlalu jauh berbeda dengan perolehan PKS pada Pemilu 2009 sebesar 7.88% disaat PKS belum tertimpa masalah seperti saat ini.

Soliditas Kader

Menurut SSS menjelang pemilu 2014, penyebab PKS tidak akan lolos PT adalah Karena permasalahan hukum yang menjerat mantan presiden mereka Lutfi Hasan Ishaq. Memang betul kasus yang menimpa LHI berdampak cukup signifikan pada PKS sebab persepsi publik yang selama ini memandang PKS sebagai Partai anak muda Islami yang Bersih  harus terganggu akibat masalah tersebut.

Sejak kasus LHI muncul di media, berbagai  kecaman dan pendapat Pengamat yang menyatakan PKS akan selesai pada tahun ini di Jawab dengan cerdas oleh Presiden PKS yang baru, saudara Anis Matta. Sebab dalam waktu bersamaan Anis Matta mampu memainkan perannya dengan luar biasa. Mundurnya Anis Matta dari kursi Wakil DPR dan fokus mengurusi Partai kiranya perlu diacungi Jempol karena sikapnya berbanding terbalik dengan SBY yang Menjadi ketua Umum Demokrat disaat menjadi Presiden RI.

Tanpa tendensi apapun penulis merekomendasikan kepada DPR tahun 2014 ini untuk fokus juga mengatur tentang pejabat publik yang rangkap Jabatan dengan menjadi ketua umum partai. Hal ini harus dilakukan agar Demokrasi kita menjadi lebih matang sehingga Fenomena Pejabat Yang Cuti untuk mengurusi Kampanye Partai bisa diminimalisir.

Selama setahun belakangan ini Anis Matta fokus melakukan konsolidasi internal, upaya mengembalikan kepercayaan kader dilakukan dengan banyak melakukan kunjungan ke berbagai wilayah basis Massa PKS di dalam dan luar negeri. Hasilnya memang cukup mencengangkan. Berdasarkan berita dari detik pada 10 april 2014, PKS mendapatkan peringkat 2 setelah PDIP di 80 perwakilan luar negeri. Bahkan di negara-negara seperti Turki, Hongkong dan Mesir PKS menang mutlak.

Kekecawaan publik dengan PKS sejatinya tidak jauh berbeda dengan kekecewaan Publik pada Demokrat. Namun mengapa tingkat penurunannya berbeda? PKS pada 2009 mendapat 7.88% dan saat ini 6.73%, sedangkan Demokrat pada 2009 mendapat 20.85% sedangkan Quick Count menunjukkan 9.79%. Ada beberapa hipotesis sederhana yang ingin penulis ajukan untuk menjawab pertanyaan ini.

Pertama, Kematangan organisasi. tidak berlebihan kiranya jika banyak peneliti menyatakan PKS adalah organisasi Pembelajar, fenomena ini bisa kita lihat dari cara PKS merespon penangkapan LHI. Jika Demokrat Membutuhkan waktu cukup lama untuk menentukan Ketua Umum juga pengganti Anas, PKS ternyata dalam waktu singkat bisa mengganti posisi strategis Presiden Partai dan Sekjen nyaris tanpa gesekan di internal partai mereka.

Kedua, pengkaderan yang terorganisir dan konsisten. Dahulu PKI adalah Partai yang memiliki kaderisasi terbaik, kini PKS layak pula diberikan label tersebut. PKS telah berhasil membuktikan efektifitas kaderisasinya. Keberhasilan PKS memenuhi GBK pada hari pertama Kampanye serta kemenangan yang didapatkan di luar negeri kiranya mampu merepresentasikan keberhasilan Kaderisasi mereka. Pengkaderan yang terorganisir dan konsisten ini pula yang sejatinya menjadi salah satu stimulus kemunculan soliditas kader yang kini mereka sebut dengan Kader effect.

Kini patut kiranya kita berikan Apresiasi Objektif pada PKS atas keberhasilan mereka melewati Masalah dengan hasil paling tidak sama dengan Pemilu 2009. meskipun demikian PKS tentunya harus kembali mengatur strategi untuk mempersiapkan Pemilu Presiden, sebab dengan perolehan suara yang jauh dari 20% tidak mungkin PKS bisa melaju sendiri sebagaimana Pilkada DKI antara Adang dan Fauzi Bowo. Mereka harus kembali berfikir apakah Anis Matta, HNW, dan Aher adalah Figur yang mampu menjadi Magnet Electoral atau harus menginisiasi Poros Tengah Jilid II bersama partai berbasis Massa Islam lainnya. Publik menunggu jawaban itu DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About MUSLIMINA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment