Saudi Arabia Saat Ini
By: Nandang Burhanudin
****
Maaf jika di era kudeta terhadap Presiden Mursi, saya sempat yakin Saudi Arabia tunduk pada program Yahudisasi dan Sabaisasi. Namun seiring wafatnya Raja Abdullah, harapan kembali menyemburat saat Raja Salman naik takhta. Harapan yang tidak terlalu bersinar terang, namun cukup untuk menjadi binar cahaya di tengah harapan yang seakan sirna.
Ya. Raja Salman tak bisa terlepas dari AS dan Inggris. Memang Raja Salman pun tak bisa 100 % mencabut dukungannya terhadap junta kudeta di Mesir. Hanya saja sepak terjang Raja Salman dari mulai dilantik hingga menjelang 100 hari, cukup memberi isyarat bahwa Saudi Arabia kembali ke pangkuan Islam.
Indikasinya sebagai berikut:
1. Raja Salman mengembalikan hubungan politik, diplomatik, dan ekonomi dengan Turki setelah 1 tahun di masa kudeta di Mesir pudar.
Tak tanggung-tanggung, Saudi menandatangani MoU investasi 600 Milyar dollar di Turki, dibayarkan secara bertahap 30 Milyar pertahun. Jumlah yang sangat menggiurkan, dibandingkan dengan hibah Saudi Arabia kepada junta militer di Mesir yang hanya 3 Milyar saja.
Belum lagi, rencana pembiayaan industri strategis antara Saudi dan Turki. Rencana yang telah diagendakan dengan melibatkan Mesir dan Qatar. Industri meliputi: produksi satelit, pesawat tempur, kapal induk, dan industri lainnya.
2. Raja Salman membuka kembali lembaran baru Saudi Arabia dengan Ikhwanul Muslimin, HAMAS, dan Ishlah di Yaman. Saudi benar-benar rugi besar atas tindakannya yang turut membiayai kudeta di Mesir. Kerugian Saudi, di saat Ikhwan dipinggirkan, malah Syi'ah makin jumawa di seluruh Teluk dan Timur Tengah.
Ikhwanul Muslimin adalah gerakan Islam terbesar, dengan seperangkat proyek Islamisasi, SDM unggul, dan relasi global. Kesalahan Raja Abdullah adalah ketakutan terhadap isu-isu bahwa Arab Springs mengancam tahta Al Saud. Jelas semua berkat program intelejen Israel, yang sangat mesra dengan At-Tuwaijiri, penasihat dan pemegang rahasia Raja Abdullah.
3. Raja Salman kembali membuka proyek-proyek sosial untuk dunia Islam. Proyek yang acap dituduh sebagai penyebaran paham Wahabi. Namun justru setelah episode 9/11 proyek yang pada dasarnya menghambat laju Kristenisasi tersebut, terhenti total.
Saya selalu berdoa, semoga Raja Salman diberi kekuatan dan panjang umur, demi mengabdikan diri kepada Islam dan umat Islam di seluruh dunia. Bersabar atas segala kebijakannya, yang tidak bisa melakukan sim salabim. Minimal kerusakan yang dimunculkan tidak separah Raja Abdullah atau As-Sisi di Mesir atau Jokowi di Indonesia.
0 komentar:
Post a Comment