Beribu Tanya terhadap Sandiwara Barat dengan Syiah (Al Arifi)
Oleh: Syaikh Dr. Muhammad al-Arifi
Kenapa tidak ada orang Syiah di penjara Guantanamo?
Kenapa barat tidak memasukkan oragnisasi-organisasi Syiah ke dalam daftar kelompok teroris?
Apa peran sebenarnya yang dilakukan Hizbullah (Syiah) di selatan Lebanon?
Kenapa pesawat tanpa awak Amerika, menargetkan dan membombardir Anshar As-Syari’ah, dan membiarkan pemberontak Hutsiyyin (Syiah Houthi), padahal keduanya berada di Yaman?
Kenapa Perancis bersikeras melarang dimasukkannya Hizbullah dalam daftar organisasi teroris?
Kenapa barat tidak mengizinkan tegaknya negara Islam Sunni mulai dari Afghanistan sampai Somalia, dari Mali sampai Yaman? Sedangkan sebaliknya, mereka izinkan dan bebaskan Syiah Iran menjadi kekuatan tunggal di kawasan teluk Arab.
Kenapa Syiah dibiarkan melebarkan dan mengekspor ideologi dan ajaran sesatnya di Afrika, sedangkan yayasan-yayasan sosial Sunni dilarang?
Stop dan renungkanlah!!!
Dr. Majdi al-Ribi’i, pakar sejarah, berkata:
Saya telah menghabiskan 10 tahun usiaku untuk meneliti Syiah. Saya pelajari sejarah mereka, meneliti riwayat-riwayat serta para ulama senior mereka. Juga perseteruan mereka dengan Ahlussunnah wal Jamaah. Saya pelajari semua itu dalam perjalanan studiku yang pada akhirnya aku memperoleh titel Master dan Doktor karena meneliti sejarah Syiah, terkhusus di Irak dan Iran.
Aku termenung dalam waktu yang lama di hadapan Syiah Bathiniyah yang menghalalkan darah kaum Muslimin… mereka sebarkan Syiah dengan besi dan api (kekejian)… hingga mereka mampu memaksa masyarakat Iran untuk menganut Syiah… dan memaksa jutaan Ahlussunnah wal Jamaah untuk masuk ke dalam Syiah.
Sampai para ahli sejarah menghitung jumlah kaum Muslimin yang telah dibunuh oleh negara Shafawiyah (Syiah, cikal bakal Iran) berjumlah sebanyak satu juta jiwa yang telah mereka sembelih dengan pedang di tangan-tangan Syiah Rafidhah. Iran pun berubah 180 derajat, yang awalnya Iran adalah negara Sunni berubah menjadi negara Iran Majusi (Syiah Rafidhah). (iz)
Sumber: Halaman Resmi Syaikh Dr. Muhammad al-Arifi
0 komentar:
Post a Comment