FRONT ISLAM AL-JAZAIR: IKHWANUL MUSLIMIN BUKAN ORGANISASI 'TERORIS'
Sheikh Ali Benhadj, Wakil Presiden Front Keselamatan Islam (FIS) Al-Jazair, mengkritik keras keputusan pemerintah Mesir memberi label Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi "teroris", mengatakan hal itu bertujuan 'memusnahkan' mereka dari ranah politik.
Benhadj mengatakan dalam sebuah pernyataannya pada Jumat (27/12) keputusan pemerintah Mesir itu sebagai muatan yang bertujuan membenarkan kudeta yang ditolak mayoritas rakyat Mesir.
Pemerintah Mesir menuduh Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris pada Rabu (25/12), satu hari setelah insiden bom meledak di sebuah kantor polisi di Delta Nil, Mansoura, menewaskan sedikitnya 15 orang dan melukai lebih dari 100 warga lainnya.
Ikhwanul Muslimin mengecam serangan tersebut yang disusul pengakuan kelompok militant Sinai, Ansar Bait al-Maqdi, yang bertanggung jawab atas ledakan itu.
Meskipun tidak ada bukti, pemerintah sementara Mesir menyalahkan Ikhwan atas serangan tersebut. pemerintah juga terus melakukan penahanan puluhan anggota Ikhwanul Muslimin dan pembekuan aset badan amal yang berafiliasi dengan gerakan Islam besar di Mesir itu.
"Sebutan 'teror' yang diberikan kepada Ikhwanul Muslimin Mesir adalah tuduhan yang sama yang dibuat oleh para pemimpin kudeta di Al-jazair terhadap lawan politik mereka,” kata Sheikh Ali Benhadj sebagaimana dikutip MEMO.
Dia mengungkapkan, jika para pemimpin kudeta Al-Jazair diizinkan untuk berbicara sekarang, kebanyakan dari mereka akan mengungkapkan rasa penyesalan atas tuduhan yang mereka buat terhadap lawan politik mereka, di mana warga Al-Jazair harus membayar harga yang sangat tinggi atas hal itu.
Pada Desember 1991, Front Keselamatan Islam (FIS), salah satu partai Islam terbesar di Al-Jazair memenangkan putaran pertama pemilihan parlemennya. Namun dikudeta militer pada bulan berikutnya dengan membatalkan putaran kedua pemilihan dan merebut kendali pemerintah. Perang sipil yang panjang dan berdarah pun meletus pada saat itu.
Benhadj mencatat, rezim Mesir yang menunjuk Ikhwanul Muslimin sebagai ‘teroris’ bertujuan memenangkan opini publik atas masyarakat Mesir, Arab, dan internasional yang mendukung kudeta itu.
Dia menyerukan Negara Barat untuk "menjauhkan diri dari mencampuri urusan internal Arab dan tidak memberikan dukungan atas apa yang para pemimpin kudeta Mesir dan tiran lakukan atau apa yang tiran Aljazair lakukan". (mina/muslimina)
0 komentar:
Post a Comment