Jam'iyyah Syar'iyyah, Yayasan Islam yang Dicederai Barhami
By: Nandang Burhanudin
****
Sejak awal berdiri, Jam'iyyah Syar'iyyah menjadi lokomotif perbaikan akidah umat Islam di Mesir dengan aksi-aksi sosial yang fenomenal. Menurut harian Al-'Alam, JS menyantuni 26 % rakyat Mesir dengan 21 RS gratis, ratusan sekolah, ribuan Ma'had Tahfizh berikut masjid-masjidnya, dan jutaan dollar asset dari ZISWAF.
Itu artinya, Jam'iyyah SYar'iyyah telah mengcover kebutuhan lebih dari 20 juta rakyat Mesir dengan beragam latarbelakangnya. Bahkan manfaat JS dirasakan oleh para mahasiswa/i dan pelajar asing termasuk pelajar/mahasiswa/i Indonesia yang mendapat beasiswa bulanan, gratis persalinan saat melahirkan, hingga gratis berobat saat sakit.
JS sebenarnya dipimpin dewan redaksi dari kalangan Al-Azhar juga. JS berada di level kedua setelah Ikhwanul Muslimin dalam hal pengabdian dan pelayanan. Saat Pemilu 2011 usai revolusi 25 Januari, Jam'iyyah Syar'iyyah meloloskan tokoh besarnya bernama Syaikh Hazem Ismail yang juga menjadi cawapres dari Partai An-Nur. Hanya setelah kudeta, Syaikh Hazem Ismail dilengserkan dan pola kepemimpinan didominasi oleh unsur Salafy Saudi yang bernama DR. Yaser Barhami yang sepak terjangnya telah mencoreng organisasi Salafy sendiri.
Kini, JS bersama 70-an ormas dan yayasan harus menanggung kebengisan junta kudeta. Termasuk salah satunya adalah Yayasan Tahfizh Al-QUr'an di seluruh provinsi Mesir, yang roda organisasinya mengandalkan transferan donatur ke rekening yang kini dibekukan.
Dari kasus ini kita di Indonesia dapat meraih pelajaran;
1. Umat Islam yang Islamis harus benar-benar berkuasa. Jangan sampai kaum Liberal-Sekuler-LGBT-dan Noni memegang kendali negeri.
2. Umat Islam harus menjadikan hak memilih sebagai kewajiban. Jangan termakan isu-isu dan propaganda media Sekuler-Liberal atau yang berbau Pembebasan (Tahrir) yang mengajak Golput. Mengingatkan partai ISlam lebih mudah dinasihati dan mudah sadar diri.
3. Umat Islam harus mengurangi simpanan di bank-bank. Jika bisa, umat Islam harus memiliki bank sendiri. Hal yang bukan mustahil.
4. Parpol dan ormas Islam harus beraksi nyata di lapangan. Biarkan yang mengharamkan demokrasi, karena mereka adalah anak-anak haram. Kita yang normal teruslah menghujamkan kehadiran nyata di masyarakat dengan bantuan-bantuan sosial, RS, pendidikan, hingga santunan dan advokasi yang riil.
Wallahu A'lam.
0 komentar:
Post a Comment