Drama Pengeboman Kantor Polisi di MEsir
By: N.Burhanudin
*****
Di Mesir, peledakan bom di Mapolres Mansoura sudah diumumkan 24 jam oleh Host TV junta kudeta, Amr Adib. Belasan polisi di antaranya perwira menemui ajalnya. Lalu PM Beblawi dengan dramatis mengeluarkan dektrit PM seputar pembubaran Ikhwanul Muslimin dan dimasukkan ke dalam kelompok teroris.
Permainan yang jelas-jelas sangat mudah dibaca. Bahkan pelaku pengeboman sebelum kudeta 25 Januari saja, diketahui menjalankan perinah Mendagri Habib Adli yang kini bebas setelah di era Mursi dipenjarakan.
Skenario Al-Jazair ternyata sudah dibuat sejak kemenangan Ikhwanul Muslimin di Pemilu Legislatif, 2011. Maka kita paham, mengapa Ikhwanul Muslimin menolak tegas aksi teror dibalas teror. Mursyid Ikhwan tetap memilih "Jalan damai, lebih kuat daripada peluru".
Entah sampai kapan kesabaran IkhwanulMuslimin bertahan. Yang jelas, rakyat kebanyakan semakin muak dengan kepongahan junta kudeta. Terlebih Mubarak, Ala Mubarak, Gamal Mubarak, Habib Adli (Mantan Mendagri), Shafwat Syarif (Mantan Menkom), Fathi Surur (Mantan Ketua DPR), Ahmad Izz (konglomerat) telah dibebaskan dari segala bentuk tuduhan. Sementara rakyat semakin hari semakin susah.
Jelas yang bertepuk tangan adalah Israel. Ehud Barack mengatakan, "Mesir saat ini berani menyerang Gaza, hal yang tak pernah terjadi di era-era sebelumnya." Realita yang demikian gamblang, sayangnya tidak membuat kalangan muslim ambigu terbuka mata batinnya. Entah, saking bencinya terhadap model dakwah Ikhwanul Muslimin dan Presiden Mursi, benci yang berasa dengki itu telah mematikan firasatnya sebagai muslim. Maka jangan aneh bila penggembiranya di Indonesia bersikap sama; susah sadar dan tak pernah sadar walau sudah susah.
0 komentar:
Post a Comment