KEKERASAN SEKSUAL MILITER AS MENINGKAT PADA 2013
Laporan resmi militer Amerika Serikat (AS) kepada pemerintah di akhir 2013 menyatakan kasus kekerasan seksual di departemen itu meningkat 50 persen dari tahun sebelumnya.
Laporan itu di sampaikan pada kongres AS pada Jum’at (27/12), lebih dari 5.000 kasus kekerasan seksual terjadi sejak Januari- 30 September 2013. Angka tersebut menunjukkan 50 persen lebih banyak dibanding tahun 2012 lalu, 3.374 kasus.
Para pejabat AS mengatakan, peningkatan laporan kasus itu menunjukkan para korban lebih bersedia untuk terbuka dan berbicara masalah yang dialaminya ke pengadilan untuk mencari solusi tepat berdasarkan hukum, dari pada memendam masalah.
Wakil direktur pencegahan kekerasan seksual militer AS, Kolonel Alan R. Metzler mengatakan semakin banyak korban yang melapor secara resmi, menunjukkan mereka percaya penyelesaian hukum lebih baik dari sekadar hanya mendapat perawatan medis.
Sementara itu, Direktur Program Pengaduan Kekerasan Seksual Angkatan Laut, Jill Loftus mengatakan peningkatan jumlah korban juga menunjukkan mereka semakin percaya kepada hukum AS untuk menyelesaikan masalah mereka. Selain itu, pemerintah harus bisa memberikan solusi dan pencegahannya di tahun mendatang.
Bila diurai, laporan kekerasan seksual di masing-masing angkatan militer itu mengalami peningkatan antara lain, angkatan udara meningkat 45 persen, angkatan darat 86 persen dan angkatan laut 46 persen.
Melihat fenomena itu, Kongres AS pada Desember 2013 ini mendesak Pentagon untuk mengubah mekanisme pengelompokan kerja di tubuh militer dengan memisahkan laki-laki dan perempuan. Kongres beralasan dengan cara itu akan meminimalisir kasus kekerasan seksual.
Pada Kamis (26/12), Presiden Barack Obama menandatangani RUU yang melarang seorang komandan menutup-nutupi kasus kekerasan seksual yang terjadi pada anak buahnya.
Menurut laporan RAND Corporation, sebuah Lembaga Penelitian Militer AS tahun 2012 lalu, menyebutkan pemerintah AS telah menghabiskan dana 3,6 miliar dollar untuk mengatasi masalah pelecehan seksual di tubuh militer. Angka ini terdiri dari biaya pelayanan medis dan pemulihan mental korban.
Biaya tersebut belum termasuk kompensasi untuk korban yang nilainya mencapai 104,5 juta dollar per tahun.
Seorang kolumnis veteran AS, Dean Henderson, menyatakan para petinggi militer AS harus bertanggungjawab atas meningkatnya kasus kekerasan seksual di lembaganya. Menurutnya, para petinggilah yang mengatur teknis kebijakan sehingga mengakibatkan tragedi itu.
Meskipun data statistik menunjukkan peningkatan tajam dari tahun sebelumnya, pihak Pentagon dan beberapa politisi masih berbeda pendapat apakah harus dilakukan perubahan aturan militer dan peradilannya, atau masih menggunakan hukum lama. (mina/muslimina).
0 komentar:
Post a Comment