Al Baradei: Pembantaian Aksi Damai di Mesir 2013 Diperintahkan oleh Militer


Mantan wakil presiden interim Mesir, Dr Mohammed el Baradei diminta tim investigasi internasional untuk memberikan bukti atas kejahatan kemanusiaan yang dilakukan pemerintah militer selama kudeta Mesir 2013.

Dalam pernyatan publiknya, mantan Dirjen Badan Tenaga Atom Internasional ini memberikan pandangan penting tentang peristiwa selama kudeta militer 2013 yang menggulingkan Presiden Mursi dan menyusul pembantaian ribuan demonstran.

Dr El Baradei yang menjabat wapres interim pada saat itu menyampaikan pernyataannya di halaman facebook-nya pada 1 November 2016 setelah tutup mulut selama tiga tahun.

Dalam pernyataannya, Dr El Baradei menyatakan dirinya berupaya keras menghindari perang sipil dan mempertahankan perdamaian melalui peta jalan yang ada. Dia mengatakan bahwa dirinya berharap “perdana menteri dan pemerintahanya dengan segenap tenaga menjalankan periode transisi dan berupaya membentuk komite rekonsiliasi nasional. Namun katanya, upayanya tersebut dirusak oleh Dewan Pertahanan Nasional (NDC)”.

Sebaliknya, pada 13 Agustus 2013 “kondisi berubah drastis setelah penggunaan kekerasaan untuk membubarkan demonstrasi” dikeluarkan. Perannya di NDC tidak dapat dipertahankan.

Pada 14 Agustus 2013, militer menggunakan praktik kekerasan yang belum terjadi sebelumnya untuk membubarkan para pendemo di dua kamp di Kairo yang terletak di lapangan Al Nahda dan Rabaa al Adawiyah, menewaskan ratusan demonstran dan melukai ribuan lainnya. Menurut Human Right Watch, setidaknya 817 orang tewas di lapangan Rabaa saja, Mereka menggambarkan pembantaian tersebut sebagai “salah satu pembunuhan terbesar terhadap demonstran dalam sehari dalam sejarah kontemporer”.

Dr Albaradei menyatakan bahwa dia benar-benar menentang aksi ini. Dia menolak keras tuduhan bahwa dia menyetujui keputusan untuk menggunakan kekerasan pada aksi demo di Rabaa Al Adawiyah.

Dr Al Baradei mundur sebagai wapres interim pada 14 Agustus 2013 sebagai penolakannya atas aksi kekerasan. Dalam pernyataannya terbaru, Dr Al Baradeii mengeluhkan bahwa setelah pengunduran dirinya, dia menjadi korban serangan keji oleh media.

Kekerasan militer Mesir mengundang kecaman dari pelbagai organisasi HAM di seluruh dunia dan melancarkan beberapa penyelidikan internasional, termasuk penyelidikan yang dilakukan oleh Divisi Kejahatan Internasional Scotland Yard, Inggris.

Partai FJP yang pernah dipimpin Presiden Mursi menginstruksikan kepada tim pengacara internasional untuk menyelidiki tuduhan kejahatan internasional yang dilakukan militer selama kudeta di Mesir pada 2013.

Tayab Ali, kantor hukum ITN London yang mewakili FJP mengatakan:

“Saya menyambut baik fakta bahwa Dr Al Baradei akhirnya angkat bicara dan menyatakan bahwa kekerasan yang dilakukan rejim militer di Mesir tidak dibutuhkan ketika alternatif yang damai justru tersedia.

Kita kini mempunyai bukti yang kredibel bahwa keputusan penggunaan kekerasan dilakukan oleh Dewan Keamanan Nasional dan mereka mengabaikan alternatif damai yang ada. Kami menganggap pernyataan Al Baradei menjadi bukti penting dan kami menjamin bahwa ini akan menjadi perhatian Scotland Yard.

Saaya tidak ragu bahwa Dr Al Baradei akan menjadi saksi kunci dalam menyeret para pelaku kejahatan ke pengadilan internasional.”
(permatafm)
DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment