PM Turki: Assad Harus Mundur Sebelum Perubahan Politik di Suriah Dijalankan


Perdana Menteri Turki Binali Yildirim menegaskan dalam komentar yang disiarkan Kamis (14/07) bahwa kebijakan Turki terhadap Suriah tidak akan berubah sementara Bashar al-Assad tetap berkuasa.

Dalam sebuah wawancara di program HARDtalk BBC, perdana menteri Turki merespon spekulasi bahwa Ankara siap untuk memperlunak sikapnya pada Assad dengan meninggalkannya agar perang Suriah berakhir.

“Tentunya perlu mengubah keadaan di Suriah tapi pertama-tama yang harus berubah adalah (kebijakkan) Assad,” katanya dalam sebuah wawancara di Turki. “Jika (kebijakkan) Assad tidak berubah, maka tidak akan ada perubahan di Suriah. Assad memiliki tanggung jawab utama untuk mengubah hal-hal seperti ini. ”

Ditekan oleh pewawancara Zeinab Badawi dengan pertanyaan apakah Assad bisa tetap berkuasa untuk masa peralihan, Yildirim menjawab: “Nah, di satu sisi Anda memiliki Assad dan di sisi lain Anda memiliki Daesh. Jadi mana yang Anda sukai? Assad atau Daesh?”

“Jika Anda meminta saya untuk memilih salah satu, saya tidak akan memilih siapapun. Keduanya (Assad dan Daesh) harus pergi karena mereka adalah masalah bagi rakyat Suriah. ”

Ketika ditanya apakah salah satu harus diprioritaskan di atas yang lain, Yildirim mengatakan: “Menghancurkan Daesh tidak akan menyelesaikan situasi di Suriah. Selama Assad masih berkuasa, masalah tidak akan dapat diselesaikan. Kita akan terus menghadapi beberapa organisasi teroris lainnya yang dibentuk oleh rezim Suriah seperti saat mereka (rezim) menciptakan kelompok Daesh.”

“Ini adalah metode yang mereka ciptakan di Suriah. Mereka sengaja mengirimkan orang-orang mereka sampai mati. ”

Yildirim, yang menjabat sebagai perdana menteri Turki sejak bulan Mei, mengatakan lebih dari 500.000 warga Suriah telah tewas dalam perang yang dimulai pada Maret 2011, dan lebih dari 9 juta mengungsi, 3 juta di antaranya berada di Turki.

“Kami menyambut mereka sebagai tamu kami,” katanya.

Perdana menteri Yildirim mendukung keputusan untuk memberikan kewarganegaraan kepada pengungsi Suriah yang ada di Turki, dimana kebijakkan ini telah menimbulkan reaksi di beberapa kelompok dari masyarakat Turki (terutama oposisi pemerintah Erdogan).

“Kami telah menghabiskan uang lebih dari 11,5 Milyar US $ untuk menangani pengungsi sejauh ini,” katanya, sambil menekankan bahwa pengungsi Suriah sudah diberikan izin untuk bekerja dan bahwa hanya orang-orang yang memiliki keterampilan yang bermanfaat untuk negara Turki yang akan diberikan kewarganegaraan.

Presiden Recep Tayyip Erdogan sebelumnya mengatakan bahwa pekerja terampil seperti dokter, insinyur dan guru harus diberikan kewarganegaraan daripada dibiarkan bekerja secara ilegal.

Anadolu Agency DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment