Pelantikan Jokowi Bercampur Maksiat


Saefudin Sae

Detik detik pelantikan Jokowi JK masyarakat terbelah menjadi 2 yaitu antara yang pro terhadap pesta rakyat dan yang tidak setuju. Bagi pihak yang pro menyatakan; "ini adalah bentuk suka cita sekaligus syukuran atas terpilihnya pemimpin harapan mereka". Di pihak yang tidak setuju menyatakan:"ini sangat atraktif  karena akan memberikan kesan dan potensi yang tidak bagus atau berlebihanterutama dihadapan pendukung Prabowo yang selisihnya tidak terlalu besar dengan Jokowi.

Selain itu pendukung Prabowo melalui KPM masih teringat dan tergiang dengan peristiwa pilpres kemari terutama dalam proses perhitungan di KPU yang ditemui banyak kejanggalan dan pelanggaran oleh pihak Jokowi yang berujung pada MK dan keputusanya seluruh tuntutan KMP di tolak, artinya Jokowi menang. Namun, kemenangan itu sudah menjadi rahasia umum jika ada pihak lain yang bermain. Kemenganagan itu tidak ditunjukkan oleh GESTUR dan ekspresi  pasangan Jokowi JK yang obyektif (terlihat tidak PD menang). Namun Prabowo dan anggota koalisinya memahami itu semua, kemudian memilih untuk tetap memperkuat soliditas dalam upaya menjadi oposisi, mengkritisidan mengawasi pemerintahan Jokowi JK.

Itu semua sudah berlalu. Jelang pelantikan suasana ketegangan politik mulai d cairkan oleh kubu KMP setelah KIH mengalami kebuntuan politik untuk melangkah lebih jauh. Karena KPM tidak bisa dipandang sebelah mata, secara matematis KPM memiliki kekuatan besar di DPR dan MPR dan itu sangat menganggu perjalanan pemerintahan Jokowi JK jika tidak mempu membangun komunikasi politik yang baik.

Sungguh disayangkan, pesta politik yang di gelar di silang monas kemarin menyisakan hal hal yang melanggar ketertiban umum dan asusila. Ini adalah produk dari politik yang di bangun jokowi JK dan orang orang yang memanfaatkanya. Ada 2 hal yang sangat menyedihkan dalam acara tersebut:

1. Banyaknya fasilitas umum yang rusak di sekitar monas (terutama taman) dan berserakanya sampah sampah di setiap sudut lapangan.

2. Ditemukanya kondom kondom berserakan di sekitar pesta rakyat tersebut. Seperti yang di duga banyak orang acara ini sebagai ajang maksiat (dugem/berzina) oleh relawan atau yang pesta malam itu.

Inilah bukti bukti kongkrit betapa Jokowi tidak mampu menciptakan suasana ke Indonesiaan dan adat ketimuran, padahal jargon REVOLUSI MENTAL sering di dengungkan. Jangan jangan itu semua untuk mengelabui masyarakat untuk memilihnya (pencitraan) dan akhirnya terbukti monas menjadi pesta sexs.

Sungguh ini sangat disayangkan. Pelantikan Jokowi bercampur dengan maksiat.

Menciptakan dan mengelola acara sekecil saja nggak bisa, palagi untuk Indonesia yang sangat LUAS. Jangan sampai terjadi pemerintahan PENCITARAAN.

DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About MUSLIMINA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment