“Pesta rakyat” yang akan digelar relawan Joko Widodo, untuk mengantarkan Jokowi ke Istana Negara, dinilai berlebihan oleh banyak pihak. Tokoh Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI), Ratna Sarumpaet ikut mengecam pesta yang akan digelar usai pelantikan Jokowi pada tanggal 20 Oktober itu.
“Sudah mau jadi RI-1, @jokowi_do2 masih pesta relawan. Mau nipu asing soal dukungan? Mau main fotoshop lagi? Gak PD rangkul seluruh rakyat?” kecam Ratna melalui akun Twitter @RatnaSpaet.
Ratna juga menyesalkan kebijakan penutupan jalan umum untuk acara kirab Jokowi itu. “Lalin Ditutup untuk Pawai Rakyat JKW-JK (lebai) rakyat Jokowi-JK itu yang mana ya? Yang cuma 38% dari 191 juta DPT itukah?” kecam @RatnaSpaet.
Sebelumnya, Director of Centre for Strategic and Policy Studies (CSPS), Prijanto Rabbani, juga mengecam “Pesta Rakyat” penyambutan Joko Widodo menjadi presiden. Tidak seharusnya pelantikan Jokowi diwarnai dengan hura-hura, mengingat di satu tahun pertama pemerintahan Jokowi-JK akan mengahadapi masa kritis.
“Belum kerja sudah mau pesta….Pesta relawan diklaim sebagai pesta rakyat…. Kasihan betul rakyat nih! #begitulah. Naik kereta kencana, bak raja… Dan para pemujanya diam seribu bahasa… Bagi dia tak ada yang salah, selalu benar! #begitulah,” ungkap Prijanto melalui akun Twitter@PrijantoRabbani.
Prijanto juga mengecam penggunaan atribut topeng “Jokowi”, yang akan dikenakan pendukung Jokowi saat kirab mengarak Jokowi menuju Istana Negara. “Negeri bertopeng…. Pemimpin dan pemujanya, sama-sama bertopeng. Ada apa dengan bangsa ini? Sakitkah? #pesanmalam,” tulis @PrijantoRabbani.
(intelijen)
0 komentar:
Post a Comment