Istana Vatikan Dan Qom Pindah Jakarta Usai Pilpres Nanti ?
Setelah Solo dtinggal “Jokowi”, Solo menjadi pilihan media krestenisani terlengkap dengan struktur birokrasi yang memudahkan langkah trinitas mengembangkan sayapnya. Sosok Walikota Solo yang identik dengan pos kristenisasi menjadi media paling licin dalam mengembangkan keyakinan trinitas, memang sangat ditunggu oleh kelompok pemuja Yesus tersebut.
Penyerahan Jabatan ke wakilnya Joko Widodo [Hobirtus] , FX Hadi Rudyatmo, merupakan musibah besar bagi umat Islam, seorang yang mengaku Muslim seperti Jokowi tega sekali meninggalkan cacat di kota Solo, sekaligus menimbulkan kecemburuan dan luka mendalam dikalangan umat Islam. Jokowi tak pernah membaca perasaan umat Islam, tetapi demi ambisi dan kepuasan kalangan komunisme dan trinitas di PDIP, Jokowi melakukan aksi aksi apa saja sekalipun sangat merugikan umat Islam di Solo.
Usai Solo di wariskan kepada domba tersesat [ dalam istilah Injil mereka ; anjing samaria], Jokowi kembali membuat maker di Jakarta, menciptakan seniman baru sebagai upaya mencedok tokoh tokoh Islam yang kelak akan dianggap sebagai ektrimis Islam oleh para domba tersesat tersebut. Jokowi sengaja membangun Jakarta setengah hati, hanya semata bertujuan merusak keberadaan Agama Islam yang sudah mapan di Jakarta. Bisa dipastikan langkah “jokowi” ini adalah sistemik PDIP yang memang ingin membubarkan Islam di Indonesia.
Sosok Jokowi adalah representatif dari konsep penebaran “Injil” berkedok Islam, bisa saja seorang “Jokowi adalah non Muslim berkedok Islam, hanya bertujuan mencari pengaruh dikalangan tokoh tokoh Islam, sebagaimana target Kristen,: DR Ruyandi Hutasoit mengemukakan BUKUNYA : “Sudah saatnya istana Negara, terpampang lukisan Tuhan Yesus, atau lukisan perjamuan kudus, sudah saatnya di istana berkumandang lagu pujian dan penyembahan bagi sang raja disurga, sudah saatnya dari istana Negara dinaikan doa doa syukur ! sudah saatnya di istana merdeka diadakan kebaktian, ibadah, persekutuan doa dari orang-orang Kristen! Ingat ! kita adalah pemenang mari kita bersatu dan mari kita bergandeng tangan!.”
Di sisi lain Jokowi sangat akrab dengan kelompok Sempalan Takfiri Syiah. Bahkan orang orang Syiah memandang “Jokowi” sebagai juru selamat Syiah di Indonesia, sehingga ada ketergantungan Syiah kepada “Jokowi. Ada juga bargaining Jokowi dan Syiah, kalau memang benar ada kekuatan riel para pendukung Syiah, karena juga tak menyimpang dari perhitungan untung rugi politik PDIP, misalnya seperti kontribusi apa yang akan di berikan aliran “sesat” di Indonesia kepada PDIP ?.
Bukan basa basi tentunya, kalau Syiah harus berteriak lantang meyatakan “Jokowi “ adalah syiah. Dari sisi kultur kontribusi pemikiran Jokowi, Nasionalisasi adalah media melanggengkan “pemahaman sesat”, seperti Syiah, meskipun tidak Syiah misalnya, paling tidak klaim “Jokowi” sebagaimana direkam istri Jalaludin Rahmat, kalau dia seorang Syiah ada benarnya juga. Karena konsep pemikiran Taqiyah Kristen dan Syiah, sama dalam upaya menghancurkan Islam di negeri ini. Akankah Vatikan dan Qum akan pindah ke Jakarta , tergantung umat Islam, apakah tetap menganut konsep taqlid Politik ? atau Islamisasi pemikiran ?
Jawaban Ahok, akan mewarisi tahta Gubenur Kota Jakarta, seandainya Jokowi di RI1 merupakan sesuatu yang tak bisa di sangkal, kemungkinannya kecil untuk menghindar dari Ahok, Jakarta harus menerima didikan gereja itu sebagai Pemimpin. Kalau hal itu terjadi, sama halnya dengan menebar api permusuhan baru Kristen terhadap islam, apalagi Ahok dikenal paling banter melakukan motasi besar besaran, menempatkan orang orangnya sebagai sniper birokrasi, dalam hal memanjangkan tangan Yesus dinegeri ini. Bencana besar bagi umat Islam di negeri ini, yang terlalu takut Issu Ham , dan takut menegakkan islam, sedangkan Kristen dan syiah unjuk gigi menggasak Islam dimanapin mereka berada.(koepas)
0 komentar:
Post a Comment