Penolakan Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana penolakan lokalisasi Gang Dolly mempunyai alasan yang cukup logis. Kader PDIP mengatakan, penutupan Gang Dolly itu berakibat turunnya ekonomi dan pendapatan daerah.
Selain itu, kalau ditelusuri, penolakan kader PDIP terhadap penutupan Gang Dolly punya alasan lain. Kebanyakan kader PDIP itu suka seks bebas.
Dalam laporan detik berjudul “Kongres PDIP untungkan PSK” (31/3/2005) menuliskan, para simpatisan partai berlambang Banteng Moncong Putih memanfaatkan acara kongres di Bali dengan mencari pekerja seks komersial (PSK). Kalau simpatisan biasanya mencari PSK yang harganya murah.
Sedangkan para elit PDIP mencari PSK di kawasan Bali dengan memanfaatkan mucikari. Para PSK ini diajak tidur di hotel. Masih dalam laporan detik, para PSK pun banyak yang mengeluh, simpatisan PDIP itu tidak banyak membayar dengan berpura-pura mabuk atau mabuk benaran.
Beberapa PSK yang ditemui detik pun mengungkapkan, sangat senang pendapatan mereka naik, karena para elit dan simpatisan memanfaatkan tubuh mereka dengan dibayar.
Ini fakta dan fitnah kelakuan sebagain elit dan simpatisan PDIP. Maka tak heran, Wakil Wali Kota Surabaya yang juga kader asli PDIP itu menolak penutupan gang Dolly.(ahmadjono/kompasiana)
0 komentar:
Post a Comment