PASCA KUDETA WARGA SURIAH YANG TINGGAL DIMESIR MENGALAMI KESULITAN HIDUP


Warga dan pengungsi Suriah mengalami hidup yang sulit di Mesir sejak penggulingan presiden terguling Muhammad Mursi oleh militer pada 3 Juli lalu.

Sebagaimana dialami oleh Samer Al-Homasi, menikmati hidup dengan khawatir dan cemas meskipun ada suasana perayaan di sekelilingnya. Dia berdiri di antrian sebuah toko roti di October City, Kairo, Mesir, sedang menunggu giliran mendapatkan roti untuk keluarganya.

Untuk al-Homasi, seorang pengungsi Suriah yang melarikan diri dari konflik mematikan yang sedang berlangsung di tanah airnya, sebuah tugas yang biasanya mudah itu telah menjadi sumber keprihatinan utama baginya, bahkan ketika semua orang di sekitarnya merayakan Idul Fitri dengan menggembirakan.

"Jika saya tidak harus membawa roti untuk keluarga saya, saya tidak akan pernah meninggalkan rumah saya hari ini," kata Al-Homasi pengungsi Suriah yang mencari perlindungan di Mesir seperti dilaporkan Anadolu Agency yang dikutip Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency), Jumat (9/8).

Badan pengungsi PBB (UNHCR) di Mesir mengatakan, pihaknya telah mendaftar sekitar 90.000 warga Suriah yang mengungsi di negara itu .

Saat kepemimpinan Mursi, presiden pertama Mesir yang terpilih secara demokratis, warga Suriah diizinkan untuk memasuki negara itu tanpa persyaratan visa. Tak lama setelah penggulingan Mursi, pemerintah mulai mewajibkan warga Suriah untuk memperoleh visa yang dibayar dan harus mendapat izin keamanan sebelumnya.

"Warga Suriah menikmati kebebasan sebelum insiden baru-baru ini di Mesir. Sekarang kebanyakan orang Suriah dipaksa untuk bersembunyi sesuai dengan pepatah lokal 'menjauhkan diri dari kejahatan'," ujar Al-Homasi.

Bulan lalu, organisasi HAM internasional Human Rights Watch (HRW) mengatakan bahwa polisi Mesir telah menangkap lebih dari 81 warga Suriah, termasuk anak-anak, dalam dua hari terakhir. Banyak dari mereka yang terancam dideportasi.

"Kebanyakan warga Suriah tidak memiliki izin tinggal atau telah kadaluwarsa, dan itulah salah satu alasan dari penangkapan oleh otoritas Mesir terhadap warga Suriah, belum lagi penahanan atas afiliasi politik atau dakwaan lainnya," kata Al-Homasi.

Seorang pejabat keamanan Mesir berpangkat tinggi, diminta untuk tidak disebutkan namanya, menegaskan mengenai operasi penangkapan akhir-akhir ini. Dia mengatakan bahwa mereka memicu pelanggaran hukum tertentu, seperti kurangnya izin tinggal, menjadi ancaman bagi keamanan nasional Mesir atau terlibat dalam kegiatan ilegal.

Tumbuhnya iklim permusuhan mendorong banyak warga Suriah memutuskan menghabiskan Idul Fitri mereka di rumah, dan mereka yang cukup berani disarankan oleh rekan-rekan senegaranya untuk bersembunyi.

"Ini Idul Fitri yang terburuk dalam hal gerakan dan suasana psikologis bagi warga Suriah, dan bahkan bagi rakyat Mesir," kata Abdel-Sattar Attiyah di sebuah kafe di October City di mana banyak warga Suriah tinggal.

Ribuan warga Suriah telah mengungsi ke negara tetangga setelah rezim Presiden Bashar Al-Assad menumpas aksi protes yang menuntut diakhirinya kekuasaan pada Maret 2011.

Menurut aktivis HAM internasional, sudah lebih dari 100.000 orang tewas sejak konflik dimulai. (mina) DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About MUSLIMINA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment