Syuriah NU Jawa Timur: FPI Isi Kekosongan NU dalam Nahi Munkar

.
Saat terdengar umpatan seorang politikus Golkar yang berhianat berkali-kali terhadap sikap partai  demi mendukung JKW-JK,  Nusron Wahid, ita jadi bertanya-tanya, kenapa orang tertinggi dalam kepengurusan Sayap NU Barisan Anshor Serbaguna (Banser) ini teramat sangat membenci FPI. Bahkan menganggap FPI menciderai Islam.

Namun ternyata Nusron memang dicap su’ul adab oleh para Kyai dan sesepuhnya di Nahdlatul Ulama (NU). Adalah Rois Syuriah Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Miftachul Akhyar pernah menegurnya langsung melalui media massa karena pernyataan Nusron provokatif dan bisa memecah belah kalangan Nahdliyin. Saat itu Nusron menyebut para kyai sepuh NU pelupa sejarah masa lalu karena mendukung pasangan Prabowo Hatta.

Menurut Kyai Miftachul, pernyataan Nusron telah menyakiti sesepuh NU.

Bukan hanya KH Miftachul, Asosiasi Pesantren NU Indonesia di bawah naungan Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU), KH Fathurrozi (Gus Fahrur) menuntut Ketua Umum PP GP Ansor Nusron Wahid meminta maaf.

“Kami sebagai sama-sama santri NU yang berguru kepada kiai sepuh sangat menyesalkan ucapan saudara Nusron Wahid. Dia secara terbuka telah mencela sikap para kiai sepuh NU Jatim. Kami minta Nusron segera minta maaf,” tukas Gus Fahrur ketika dihubungi wartawan, Jumat (20/6/2014) malam.

Gus Fahrur yang juga pengasuh Pondok Pesantren An-Nur, Bululawang, Kabupaten Malang ini mengatakan, dalam kamus pesantren, ucapan Nusron dianggap sebagai Suul Adab (akhlak yang jelek) kepada kiai. Padahal, menghormati guru dan orang tua merupakan ajaran prinsip dalam dunia pesantren.

“Seseorang kalau berbuat dosa karena syahwat itu masih diampuni seperti Nabi Adam yang melanggar perintah-Nya. Tapi kalau berbuat dosa karena kesombongan seperti Iblis melawan perintah Allah SWT untuk sujud kepada Nabi Adam, itu dosa yang tidak diampunkan,” tegasnya.

Menurut dia, kesombongan Nusron Wahid itu sangat berbahaya. Pihaknya mengingatkan kepada Nusron jangan mengajarkan perilaku buruk kepada kader GP Ansor, karena GP Ansor dari dulu adalah pembela ulama.

Berbeda jauh dengan Nusron Wahid yang gemar mencaci FPI, KH Miftachul Akhyar (Rais Syuriah PWNU Jatim) Pengasuh Pondok Pesantren Miftachussunnah, Kedungtarukan, Surabay,a  termasuk kiai yang mendukung keberadaan
FPI.

Bahkan dalam pandangan Kiai Miftah, di tengah masyarakat yang semakin permisif dan apatis terhadap lingkungan sekarang ini, manfaat keberadaan FPI sangat jelas dalam memberantas kemunkaran. Sekaligus, dia (FPI) telah  mengambil alih tugas-tugas NU dalam penanganan nahi munkar. Sebab selama ini pelaksanaan amar maruf nahi munkar masih terasa jomplang. Belum berimbang. Semua melakukan amar maruf, sementara yang nahi munkar hampir tidak ada, di situlah FPI mengisi kekosongan peran penting tersebut, dan itu menguntungkan umat Islam sekaligus pemerintah.

“Tinggal disinergikan dengan aparat keamanan saja,” tutur Kiai Miftah.

Kiai Miftah mengingatkan, berita media massa memang bak pisau bermata dua: dapat bernilai positif, dapat pula negatif. Subhanallah, Insha Allah masih banyak para ulama sepuh kita yang istiqomah seperti Kyai Miftah, Meski sangat  disayangkan para penerus generasi muda NU mulai banyak terjangkiti virus dan pemikiran liberal.
(fimadani) DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About MUSLIMINA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment