Lolos ke DPR, Petinggi TEMPO Blok Akun Fahri Hamzah
Berita lolosnya politisi ‘garang’ PKS ternyata mendapat sambutan lain dari salah satu petinggi media TEMPO.
Hal ini diakui Fahri ketika membaca berita harian media tua itu seperti yang ditulis dalam akun twitter-nya. “Setelah membaca berita itu, saya membaca koran TEMPO yang merasa terancam oleh baliknya saya ke Senayan..,”sebut fahri, Senin (21/4).
Ia menjelaskan media nasional yang melahirkan banyak tokoh pers itu justru merasa terancam ketika rakyat NTB ternyata memilih dirinya kembali sebagai anggota DPR dan menempatkannya dalam perolehan tertinggi di antara semua caleg.
Fahri pun mencurigai ketidaksukaan TEMPO bukan karena substansi melainkan ideologi dan pribadi. Mengingat bukan pertama kali media itu memojokkan PKS secara institusi dan pribadi kader dalam pemberitaannya. “Ideologi apa yang membuat TEMPO membenci saya? Atau membenci PKS secara umum?,” cetusnya.
Ia menambahkan pemberitaan TEMPO dengan menyerang pribadi orang sama saja dengan korupsi itu sendiri dan hakikatnya sedang menipu publik. “Korupsi itu dasar sikapnya adalah curang maka TEMPO curang kepada saya juga korupsi. Kebiasaan curang ini juga banyak di TEMPO. Mereka lupa bahwa moyangnya korupsi adalah curang,” kata Fahri. Alhamdullilah kampanye mereka kepada saya gagal. Rakyat NTB percaya saya. Suara pribadi saya tertinggi.”
Politisi muda yang sering tampil menghiasi layar kaca ini juga mengkritik bos TEMPO, Goenawan Muhammad yang mem-blok akun pribadinya, karena dirinya menantang untuk berdialog. “Kenapa mesti panik tuan? Seperti Gunawan muhammad yang ngeblok saya. Takut sekali sama diskursus?” tanya Fahri.
Eks aktivis mahasiswa UI ini juga tidak takut menghadapi media sekelas TEMPO meski hanya mengandalkan media sosial.
“Dengan modal Social media yang gratis ini akan aku lawan kalian dengan cara paling sederhana…! Kalau kalian ingin membunuh karakterku silahkan. Tapi kalian takkan bisa membunuh pikiranku,” tulisnya lagi di twitter.
Fahri Hamzah yang sempat mengagumi peran media itu kala menjadi mahasiswa menyayangkan cara TEMPO yang mengedepankan kebencian ketimbang menjunjung etika jurnalistik. Padahal sebagai media senior sepantasnya menjaga objektifitas dalam membuat berita.
“Kalau TEMPO terbiasa mengadili pikiran orang dengan menyerang pribadinya, kebebasan berpikir terancam. Sementara itu, ancaman kepada kebebasan berpikir adalah ancaman pada kehidupan secara keseluruhan. Kita ingin demokrasi kita dijaga oleh jurnalisme yang bertanggung jawab pada berkembangnya kebebasan berpikir dan berpendapat,” katanya.
“Itulah jurnalisme TEMPO yang semakin tidak enak dibaca dan tidak perlu,” tutupnya.(feb)
Bung Fahri, saya pernah mengikuti diskusi dg mantan redaktur Koran terkenal. Menurut dia BOHONG besar kalau ada media yg jujur dan objektif dlm pemberitaan, sebab mereka sudah punya misi sendiri. Apalagi model majalah Tempo yg memang dikendalikan oleh orang-orang sekuler. Ayo Bung Fahri, LAWAN kebohongan mereka !
ReplyDeleteFahri hamzah memang dimusuhin setiap orang bung, karena dia mau membubarksn kpk. Bukan cuma tempo yg membenci dia
Delete