Alasan PKS Dapat Bertahan Kini dan Nanti
Sebelum Pileg 2014, banyak lembaga survei yang menyatakan PKS akan kesulitan melewati ambang parlementary treshold 3,5%. Namun faktanya, menurut hasil berbagai quick count, PKS memperoleh popularity vote pada persentase 6-7% (bertahan pada persentase Pileg 2009). Ini menjadi hal yang di luar dugaan banyak kalangan, mengingat PKS telah menjadi bahan pemberitaan negatif setahun terakhir oleh media berkaitan dengan kasus korupsi mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaq.
Terlepas dari kasus korupsi Luthfi Hasan Ishaq, bagi orang yang selama ini mengamati PKS lebih cermat, sebenarnya wajar PKS masih bertahan. Bahkan, seandainya tanpa kasus korupsi, kemungkinan besar PKS bisa masuk tiga besar pemenang Pileg 2014. Mengapa begitu? Berikut beberapa poin dari analisis saya sebagai orang yang tidak menjadi kader PKS:
1. PKS lahir pada Era Reformasi
PKS (Partai Keadilan Sejahtera, dulu Partai Keadilan) adalah partai politik yang lahir dari rahim Reformasi, setelah lama masyarakat Indonesia dikekang hak berpolitiknya oleh rezim Orde Baru. PKS didirikan oleh orang-orang muda yang menginginkan demokratisasi politik di Indonesia, lepas dari sifat-sifat otoriter dan politik dinasti.
Untuk itu demokrasi mulai dibiasakan di dalam internal Partai. Di dalam struktur organisasi PKS, terdapat Majelis Syuro yang gemuk berisi 99 orang. Semua keputusan dan langkah Partai diambil oleh Majelis ini melalui musyawarah setelah sebelumnya menjaring aspirasi dari kader-kader. Contohnya pada penentuan kandidat capres RI 2014 yang diusung PKS lalu. PKS mengadakan Pemilihan Raya (Pemira) yang mirip seperti pemilu, untuk menjaring figur-figur yang diinginkan kader untuk diusung, yang kemudian menjadi pertimbangan pada Majelis Syuro.
Kedewasaan berdemokrasi kader-kadernya ini diharapkan membuat PKS mampu beradaptasi menghadapi tantangan pada era modern saat ini dan ke depannya.
2. PKS adalah partai berbasis kader
PKS merupakan partai yang berbasis kader, yang mereka setiap minggu mendapat pembinaan dalam kelompok-kelompok kecil (liqo’), serta intens bertemu dalam forum-forum pembinaan yang lebih besar. Semua kader tercatat, terjaga dan terhubung dengan baik. Ini melahirkan persaudaraan dan kekeluargaan yang rekat antar kader.
3. PKS adalah partai ideologis (partai dakwah)
Melalui pembinaan rutin, kader PKS dikenalkan dengan Islam dan hakikat dakwah. Kunci pembinaan pada Islam yang moderat dan rahmatan lil alamin, menjadikan jalan dakwah politik PKS mudah diterima dan dipahami kader, serta mengundang ketertarikan calon-calon kader baru. Melalui pembinaan keilmuan yang rutin dan berbagai kegiatan sosial, dakwah PKS juga dapat diterima di masyarakat. Dakwah yang ramah dan solutif ini dapat menarik simpati dan kepercayaan masyarakat.
4. PKS mampu melahirkan pemimpin-pemimpin di Indonesia
Mesin pembinaan PKS juga mampu melahirkan kader-kader pemimpin. PKS termasuk partai politik yang luwes dalam pergantian kepemimpinan. Presiden PKS selalu diganti, apabila dia mendapatkan amanah pada pemerintahan, sehingga tidak terjadi rangkap jabatan.
Presiden pertama PKS, Nur Mahmudi Ismail melepaskan jabatan sebagai Presiden PKS ketika menerima jabatan Menteri Kehutanan pada Pemerintahan Abdurrahman Wahid. Presiden kedua PKS, Hidayat Nur Wahid melepaskan jabatan presiden PKS ketika terpilih sebagai Ketua Majelis Permusyaratan Rakyat (MPR). Presiden PKS ketiga, Tifatul Sembiring melepaskan jabatan presiden PKS ketika ditunjuk sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika.
Pada kasus yang menimpa presiden keempat PKS, Luthfi Hasan Ishaq, dia mengundurkan diri dan dalam semalam PKS beralih kepemimpinan dengan Muhammad Anis Matta ditunjuk sebagai Presiden PKS secara aklamasi oleh Majelis Syuro. Ini menunjukkan PKS tidak bergantung pada satu figur dan memiliki banyak stok pemimpin yang suatu saat siap memegang amanah.
Selain itu, hasil pembinaan kepemimpinan PKS dapat dilihat di berbagai daerah di Indonesia. Empat provinsi dengan jumlah penduduk yang besar; Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat dan Maluku Utara dipimpin oleh kader-kader binaan PKS.
PKS di Masa Depan
Dengan modal-modal di atas, PKS menunjukkan sebagai parpol yang sudah kuat di dalam, dan terbukti mampu melewati ujian badai. Ketika Anis Matta ditunjuk menjadi Presiden PKS, dia memilih menjaga moral dan soliditas kader. Anis sudah tahu bahwa kader adalah mesin politik PKS yang bekerja setiap hari dan menjadi wajah PKS di depan masyarakat.
Di masa depan, PKS akan tetap bertahan dan tumbuh sepanjang kader-kadernya tetap rajin mengetuk pintu-pintu rumah rakyat.
Sumber: Adriyan Chairul Achda dari Mataram, Nusa Tenggara Barat
0 komentar:
Post a Comment