Tegas, Qatar Tidak Akan Mengekstradisi Syaikh Al-Qaradawi
Doha – Qatar tidak akan mengekstradisi Yusuf Al-Qaradawi ke Mesir karena dia bukan teroris tapi lawan politik. Demikian diungkapkan Menteri Luar Negeri Mohammed Bin Abdulrahman Al-Thani.
“Al-Qaradawi tidak akan diekstradisi karena dia telah menjadi warga negara Qatar sejak tahun 1970an. Dia juga bukan teroris tapi lawan politik yang memiliki sudut pandang berbeda,” kata Al-Thani pada Kamis (28/09)
Syaikh Al-Qaradawi, Ketua Persatuan Ulama Muslim Internasional (IUMS) menjadi buron pemerintah Mesir karena menjadi anggota Ikhwanul Muslimin yang dilarang di negara itu.
“Informasi yang membawa beberapa negara anggota Dewan Kerjasama Teluk dan Mesir untuk mengklasifikasikan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris tidak sesuai dengan informasi yang dimiliki Qatar. Karena itu, kami belum mendaftarkan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris,” lanjut dia.
“Kami menjamu orang-orang ini sebagai lawan politik. Kami menjamu banyak orang lain dari berbagai negara dan bukan hanya dari Mesir,” imbuh Al-Thani.
Kendati demikian, ia menjelaskan bahwa Qatar tidak mengizinkan mereka (anggota Ikhwanul Muslimin.Red) untuk terlibat dalam kegiatan politik atau membawa negara kita sebagai titik awal untuk menghina atau menyerang negara mereka.
“Doha tidak mendukung Ikhwanul Muslimin, namun masih didukung dan mendukung rakyat Mesir. Karena alasan inilah Qatar belum menarik investasinya di Mesir yang jumlahnya mencapai sekitar $ 20 miliar,” ungkapnya.
“Karena mereka melayani rakyat Mesir dan berkontribusi untuk menciptakan lebih banyak kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi Mesir,” ujar Al-Thani. “Qatar percaya bahwa jika Mesir tetap kuat, ini akan memberi dampak positif bagi dunia Arab,” imbuhnya.
Sementara itu, Al Thani menggambarkan Dewan Kerjasama Teluk (GCC) penting dan menjadi sumber stabilitas di kawasan. Dia juga menekankan bahwa Qatar tidak mungkin menarik diri dari GCC.
“(Qatar) akan tetap berkomitmen untuk melestarikan keamanan di Teluk, terlepas dari kenyataan bahwa negara-negara embargo membuat GCC berisiko dengan melanggar prinsip-prinsipnya,” ujarnya.
Namun, kata Al-Thani, ada kebutuhan untuk mereformasi Dewan Kerjasama Teluk untuk menghormati kedaulatan negara-negara anggota dan untuk menghindari kebijakan pembebanan terhadap negara-negara lain.
Al-Thani kembali menyatakan komitmen negaranya untuk sebuah dialog tanpa syarat duna membahas tuntutan negara-negara embargo tanpa konsesi mengenai kedaulatannya.
Sebagaimana diketahui, pada tanggal 5 Juni Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan dengan Qatar karena mendukung terorisme. Tuduhan ini secara tegas dibantah oleh Qatar.
Sumber: Middle East Monitor
0 komentar:
Post a Comment