Janda Rohingya: Keinginan Kami Kembali ke Tanah Kelahiran di Myanmar
Rakhine – Nasima Khatun (60 th) menjadi salah satu Muslimah Rohingya yang merasakan kekejaman militer Myanmar. Khatun, yang memiliki tiga anak perempuan itu mengungkapkan bahwa dirinya harus kehilangan suaminya saat militer menyerbu desanya.
“Ketika militer mulai menembaki senapan mereka di desa kami, kami semua berlari ke arah yang berbeda. Saya bersembunyi di hutan saat seseorang mengatakan bahwa suami saya tertembak. Aku merasa tak berdaya dan takut,” katanya kepada reporter Al-Jazeera, Senin (18/09).
Khatun mengatakan bahwa kehidupannya dulu baik-baik saja. Meskipun militer tak pernah libur memberikan tekanan.
“Kami hidup sangat baik untuk Rohingya, meskipun kami mendapat tekanan dari militer. Kami tidak menghadapi masalah berkaitan dengan makanan atau tempat berlindung,” ujarnya.
“Ketika militer mulai menembaki desa kami, kami semua berlari ke arah yang berbeda. Saya bersembunyi di hutan saat seseorang mengatakan bahwa suami saya tertembak. Aku merasa tak berdaya dan takut,” imbuhnya.
Dari sini, mereka harus meninggalkan apa yang menjadi haknya; keluarga, rumah, bahkan tanah yang menjadi tempat kelahiran harus mereka tinggalkan dengan terpaksa.
“Saya menangis dan menangis sepanjang jalan sehingga tetangga saya menaruh iba pada saya dan membayar perjalanan perahu kami ke Bangladesh. Saya sangat sedih meninggalkan Myanmar, saya kehilangan suami saya di sana, rumah saya, tanah saya dan semua yang saya miliki,” katanya.
Khatun berharap kepada dunia agar berempati kepadanya dan warga Rohingya lainnya. Ia mengatakan bahwa keinginan mereka untuk kembali ke Myanmar masih ada dalam benak mereka.
“Semua orang ingin kembali ke Myanmar, tapi saya rasa itu tidak akan mungkin terjadi, tidak akan pernah aman lagi di sana. Jika kita kembali kita akan disiksa atau dibunuh. Saya percaya dunia sedang memperhatikan situasi kita. Permintaan saya adalah mereka berempati bahwa dunia mendengar cerita tentang kesedihan dan kematian dan membayangkan bagaimana perasaan mereka terhadap penderitaan kita,” tutur dia.
Sumber: Al-Jazeera/kiblat
0 komentar:
Post a Comment