Gus Nur: Cara Gebuk PKI, Bersatulah Umat Islam!
Solo – Beranjak dari Masjid Agung Karanganyar, Gus Nur tiba Masjid Baitul Amin, Ngruki, Sukoharjo pada Kamis (21/09) malam. Kunjungan pimpinan Ponpes Tanfidz dan Majelis Dzikir Karamah 13 Palu Sulawesi Tengah itu sebagai bagian dari acara Road Show “Ngaji Bareng Gus Nur” di Jogja dan Solo.
Acara ini diadakan untuk membangun kesadaran umat akan bahaya bangkitnya PKI. Selain menghadirkan Gus Nur sebagai pembicara inti, juga dihadirkan KH. Muhammad Amir, sesepuh Ponpes Al-Mukmin Ngruki untuk memberikan sambutan.
Dalam sambutannya, Kyai Amir menuturkan pengalamannya ketika namanya masuk dalam daftar orang yang akan dibunuh PKI. Hingga akhirnya, ia mengatakan dirinya akhirnya selamat dan semua tokoh PKI sekitar Solo dieksekusi oleh para tentara.
Setelah itu, tepat pukul 8 malam, Gus Nur sebagai pembicara utama mulai angkat suara. Pada perrmulaan, ia bercerita tentang perjalanan hidupnya hingga mencapai detik ini dan pengalamannya membangun pondok pesantren dengan sederet halangan serta hambatan di dalamnya.
Memasuki pembahasan inti, Gus Nur menyatakan diri sebagai orang yang berkata apa adanya. Dia mengaku akan secara spontan bergerak jika melihat sesuatu yang ganjil. Pria asli Jogja ini juga menegaskan bahwa dirinya melakukan semua itu atas kehendak sendiri dan tidak ada orang yang bermain di belakangnya.
“Aku iki rek, uwonge opo eneke, aku iki ora iso dibayar sopo wae (Saya ini orangya apa adanya. Saya tidak bisa dibayar siapapun),” ungkapnya dengan nada serius tetapi disambut gelak tawa para jamaah.
Di tengah penyampaian, para jamaah terlihat terus berdatangan. Ribuan jamaah memadati halaman masjid Baitul Amin hingga meluap ke sepanjang jalan. Di dalam masjid dan samping masjid menjadi tempat khusus diperuntukkan bagi jamaah wanita.
Gus Nur kemudian menyinggung masalah-masalah yang terjadi selama ini di Indonesia. Ia mengatakan bahwa jika dirinya mengkritik seseorang bukan berarti ia membenci orang tersebut. Justru hal itu sebagai tanda kasih sayang untuk mengingatkan hal yang dirasa kurang benar.
“Aku iki rek kalo ngritik seseorang kayak Pak Jokowi, Pak Tito itu bukan berarti membenci, justru aku ki menyayangi mereka dengan memberitahu jika itu kurang bener,” jelasnya di hadapan para jamaah.
Dalam acara ini, Gus Nur menyatakan bahwa PKI masih ada dan siap untuk bangkit. Maka, ia mengimbau agar umat Islam terus waspada dan menguatkan iman. Dia juga menyayangkan kebijakan pemerintah selama ini yang lebih banyak merugikan umat Islam.
Setelah berbicara selama 90 menit, acara dilanjutkan dengan tanya jawab. Dalam sesi ini Gus Nur menjawab 5 pertanyaan yang dilontarkan. Sisi yang menarik adalah saat Gus Nur memberikan statement yang tegas bahwa umat Islam harus terus maju dan bersatu melawan kedzaliman, segala bentuk risiko perjuangan harus dihadapi.
Dia mencontohkan Imam Ahmad bin Hanbal yang rela dipenjara karena mempertahankan keyakinannya bahwa Al-Qur’an itu kalamullah, bukan makhluk Allah. Selanjutnya, pesan terakhir yang disampaikan Gus Nur adalah jika umat Islam ingin menang lawan PKI maka bersatu adalah solusinya.
“Ayo rek mana Kokam, mana FPI, mana Banser, mana yang lainnya? Cara gebuk PKI cuma satu, yaitu Bersatulah Umat Islam!!! Allahu Akbarrr!!!,” pekik Gus Nur yang disambut para jamaah.
Selain bertajuk Aksi Bela Islam Gebuk PKI, acara road show kedua ini juga bertujuan mengumpulkan donasi untuk solidaritas Rohingya. Untuk diketahui, acara sebelumnya di Masjid Agung Karanganyar terkumpul dana sebesar 90 juta rupiah.
Hari ini, 22 September 2017 bakda Shalat Jum’at, Gus Nur akan juga akan mengikuti aksi damai long march dari Kota Barat sampai Gladak, Solo. Acara ini diselenggarakan DSKS dan ormas Islam se-Solo Raya dengan tajuk acara solidaritas untuk muslim Rohingya.
Kiblat
0 komentar:
Post a Comment