Saksi ahli agama meringankan Ahok, Kiai Ahmad Ishomudin mengatakan bahwa lumrah jika ada perbedaan pandangan antara dirinya dan Rais Aam PBNU soal terdakwa penista agama itu. Dia mengklaim, perbedaan pandangan tersebut bukan berarti dirinya tidak taat kepada Rais Aam.
“Pendapat kami berbeda saya kira wajar saja. Karena dalam Islam itu toleran dengan perbedaan-perbedaan agama, apalagi di NU sebuah organisasi besar uang ulamanya terbiasa membaca kitab fikih, yang di dalamnya dipenuhi perbedaan. Jadi perbedaan itu bukan berarti saya tidak taat kepada KH Ma’ruf Amin,” ujarnya usai sidang kelimabelas Ahok beberapa waktu lalu.
Terkait pernyataan ini, Wakil Rais Aam PBNU, KH. Miftahul Akhyar mengatakan bahwa perbedaan pendapat memang lumrah di kalangan NU. Akan tetapi, ia menegaskan, jika itu terjadi di dalam forum. Adapun di luar forum, itu bukan hal yang lumrah, terlebih perbedaan menyangkut kasus Ahok, yang sangat sensitif.
“Betul beda pendapat lumrah. Tapi di dalam. Bukan dia melawan di luar seperti itu. Kita nggak pernah bicara di dalam. Apalagi ini hal yang sangat sensitif. Kalau nggak setuju dia nggak pernah mengungkapkan ‘mari kita adu dalil’ di dalam, dia nggak pernah,” katanya saat dihubungi Kiblat.net pada Ahad (26/03).
Ia juga mengatakan bahwa jika memang tidak setuju dengan pendapat Rais Aam, Ishomudin diminta memberikan argumen di dalam forum. Bahkan, sudah berulangkali dia diminta memberikan pendapat yang berbeda ini. Namun tidak ada tanggapan.
“Kan sebenarnya sudah saya peringatkan, ada tiga empat kali saya peringatkan. Kalau memang dia (Ishomudin -red) nggak setuju, sampaikan paparan dengan apa dalilnya. Kami juga menyiapkan. Di dalam (forum -red). Nggak usah ramai-ramai di luar,” tuturnya.
“Adapun nanti nggak ketemu, tetep beda. Kan saling hormat. Asalkan itu alasan yang benar.Tapi bukan di luar begitu, apalagi bersaksi sedemikian rupa,” tukasnya.
0 komentar:
Post a Comment