KOMENTAR PARA ASATIDZ & KALANGAN INTELEKTUAL TERHADAP USTADZ ABDULLAH TASLIM (PEMATERI TV/RADIO RODJA)
Tersebar rekaman suara/audio Ustadz Abdullah Taslim,Lc.MA , salah seorang pemateri Radio/TV Rodja yang menyatakan agar para akhwat & ummat menjauhi dan tidak mengambil ilmu dari Ustadz Adi Hidayat, dengan alasan bahwa yang bersangkutan adalah orang yang MANHAJNYA BERMASALAH DAN PEMAHAMANNYA RUSAK meskipun pintar dan memilki hafalan Al-Qur’an & Hadits yang kuat berikut halaman dan nomor-nomornya; sebab orientalis pun hafal qur'an dan hadits berikut halaman dan nomor-nomornya.
=> Berikut ini komentar dan tanggapan para ASATIDZ, AKADEMISI serta AKTIVIS PERGERAKAN terhadap pernyataan Ustad Abdullah Taslim Hadahullah.
* Ustad Farid Ahmad Okbah, Lc.MA:
Siapa yang menjamin mereka sudah pasti benar?! Orang ini (Abdullah Taslim) tidak ilmiah. hanya menanamkan kebencian dan membangun taqlid buta, wallahul mustaan.
* Ustad Dr. Anung Al-Hammat, Lc.M.Pd:
Mereka mengklaim kelompok yang paling benar, luar biasa menyimpangnya mereka. Wal-‘Iyaadzubillah.
* Ustad Zulham Effendi Ishaq, M.Pd:
Menurut ana mereka ini tepatnya bukan multaqa ad-du'at (perkumpulan para da’i). tapi هيئة التحذير والتبديع (perkumpulam tukang tahdzir & tabdi’). Karena da’i-da’i yang mereka maksud hanya kalangan mereka.
* Ustad Abdurrahim Ba’asyir:
Masak dia nyalah-nyalahin Ustad Adi Hidayat gara-gara nyebutkan nomor ayat? Dia tidak menjelaskan dimana kebatilan yang di ajarkan oleh Ustad Adi Hidayat. Dengan bicara begitu semakin menunjukkan bahwa Talafiyyin ini mengajarkan ummatnya untuk bertaqlid buta. Benar-benar da'i yang menyeru kepada fitnah. Allahu Yahdihim.
* Ustad Bukhari Tanmia, Lc:
Aneh banget manhaj orang ini. menilai manhaj seseorang dari furu' fiqih, sama seperti menilai manhaj orang dari Qunut, jenggot, dll. ini hizbiyyah banget.
* Ustad Harman Tajang, Lc.M.Hi:
Sulit mengakui kelebihan orang lain adalah sebuah penyakit, dan lebih parah lagi menutupi kekurangan diri sendiri dengan mendiskreditkan orang lain, dan sangat lebih parah lagi jika mengatasnamakannya dengan “MANHAJ”.
* Ustad Farid Nukman Hasan:
Ini bukan ‘Salafi’ (Pecinta Salaf), tapi 'Shalafiy' (pembual). Keterangan dan pernyataan Abdullah Taslim memperkuat apa yang ana tulis dalam artikel "Standar Kesalafian" .. cara melihat salafi atau tidak di lihat dari apakah setuju demo atau tidak .., jaahil sekali.
* Ustadzah Ir. Dzakiyyah Rasyied, S.Ag:
Analogi dari saya begini..., jika yang cerdas, punya hafalan kuat, mutqin hafalan qur'an dan Haditsnya, dan lembut tutur katanya dalam dakwah adalah orang yang bermanhaj rusak.., lalu bagaimana dengan orang yang lisannya tajam, hafalannya tidak sebagus “yang manhajnya rusak”, lalu dakwahnya profokasi ??? Jadi tolak ukur lurus manhaj itu seperti apa?!
* Ustad Anshari Taslim, Lc:
Bisa menghafal ayat-ayat al-qur'an lengkap dengan nomor ayatnya itu adalah suatu kelebihan karena memudahkan pendengar untuk merujuk, dan informasi yang diterima audiens akan lebih lengkap. Jadi kalau anda tak mampu melakukannya, maka jangan salahkan orang yang bisa melakukannya.
Adapun bahwa para ulama masa lalu dan masa kini tak ada yang melakukan itu, maka itu bukan hujjah sedkitpun sehingga mengurangi nilai kelebihan tersebut. Betapa banyak ulama kecil punya beberapa kelebihan yang tak dimiliki ulama besar. tentu dirimu tahu pernyataan Syaikh Al-Albani terhadap kelebihan Syaikh Abdullah Ad-Duwaisy. Kalaupun ada orientalis mampu melakukan itu maka justru itu menjadi cambuk bagi kita (ummat islam, khususnya para penuntut ilmu) harusnya kita bisa lebih hebat dari orientalis, apakah kalau orientalis bisa hafal hadits maka kita tak usahlah menghafal hadits? Apakah kalau khawarij rajin shalat malam kita kendorkan shalat malam kita biar beda sama Khawarij? Justru harusnya kita lebih rajin daripada Khawarij.
Kalau memang ada kesalahan hendaknya bahas kesalahan itu secara ilmiyyah sebagaimana para ulama terdahulu terbiasa membantah pendapat ulama lain degan adab dan ilmiyyah pula. Buktikan saja letak kesalahan pemikiran dia dimana dengan hujjah yang ilmiah dan bersiaplah untuk mendapat reaksi pula, karena bantahan akan dibalas pula dengan bantahan. Selain itu, adanya beberapa pendapat yang kita anggap tak sesuai dengan pendapat kita tak lantas menjadikan orang tersebut sesat, karena bisa jadi pendapat dia yang benar dan pendapat kita yang salah.
(Adapun klarifikasi yang di buat olehnya)..., itu bukan klarifikasi, tapi ngeles. bandingkan dengan rekaman asli sebelumnya. Bicara masalah bashirah, bashirah macam apa yang didapat dalam perkataan Abdullah Taslim itu selain meremehkan kelebihan Adi Hidayat !??, sedangkan perbandingan yang dia buat dengan para orientalis juga perbandingan yang keliru, justru yang meng-iya-kan perkataannya itulah yang bertaqlid buta tanpa bashirah.
Ustad Abu ‘Izuddien Al-Hazimi:
Jannah yang luasnya seluas langit dan bumi seakan hanya kaplingan perumahan yang sangat terbatas kuotanya. (Kalau Ustad Adi Hidayat manhajnya dianggap tidak jelas), lalu yang manhajnya jelas itu apakah seperti Badrussalam yang menganggap Densus 88 berijtihad ? Atau Riyadh Bajrie yang menghalalkan penumpahan darah demonstran ? Atau Yazid Jawaz yang menganggap persatuan dan ukhwwah itu harus semanhaj ? Sebaiknya mereka disuruh bantu ngurusin kambing ulil amrinya yang suka lepas keluar kandang daripada ngrecokin umat yang sedang berjuang menghadapi si penghujat Islam dan penguasa zhalim tukang bikin onar.
Mereka ini ngga pernah terjun ke lapangan merasakan betapa sulitnya menghadapi Kristenisasi, Syi’ahisasi, Komunisme, JIL , kebobrokan moral generasi muda, maraknya gereja liar, LGBT dan sejibun problem umat Islam lainnya. Mereka hanya duduk di depan meja sambil ceramah bla bla bla lalu di syuting seraya mentahdzir & mencela orang sana-sini.
Mereka serahkan semua problematika umat kepada “Ulil Amri yang jelas-jelas mendukung segala kemaksiatan ini”. Mereka tak akan pernah merasakan dinginnya penjara karena menentang peredaran miras atau pembangunan diskotik dan gereja liar, karena bagi mereka semua ini adalah perbuatan khawarij yang tidak percaya kepada Ulil Amri. dan saya tidak yakin mereka pernah merasakan tekanan penguasa dan aparat yang zhalim ini. Yang ada justru mereka dipuja-puji oleh para munafiqin ini.
Saya ngga yakin mereka bisa mendefinisikan apa itu sifat munafiq lalu menunjuk hidung siapa mereka yang termasuk gembongnya munafiq.
* Ustadz Abdullah Shalih Hadrami:
Silahkan ikuti kajian-kajian Ustadz Adi Hidayat hafizhahullah, insya’ Allah mendalam ilmunya, mantap, menyejukkan dan mencerahkan, tentu bermanfaat dunia dan akhirat, aamiin.
* Ir. Djamhir Djamruddin, MT:
Dia tidak menjelaskan dimana letak salahnya manhaj ustad adi hidayat; mengutip nomor ayat dan hadits dia anggap masalah hanya karena ulama-ulama tidak melakukan yang seperti itu (menurut anggapannya), padahal ustad-ustad rodja pun sering mengutip nomor ayat dan hadits kalau ceramah. Menurut saya, hanya manhaj pendengki & pendendam saja yang setuju dengan pernyataan Abdullah Taslim dan konco-konconya itu. Tidak ada substansi “manhaj bermasalah” dan “manhaj tidak bermasalah” itu. Mohon jangan sebarkan lagi rekaman audio Abdullah Taslim itu, cukup sampai di sini saja. Khawatir kita termasuk ke dalam barisan orang-orang yang menyebarkan fitnah dan kebencian.
* DR. Dewi Maghfirah, M.Pd:
Sebenarnya orang ini kurang Ilmu namun merasa berilmu. Pernyataan orang ini (Abdullah Taslim) terhadap Ustad Adi Hidayat masih bersifat prematur karena tidak dilandasi oleh hujjah yang ilmiah. Contohnya, ia tidak menyebutkan prnyimpangan Ustad Adi Hidayat kecuali hanya karena beliau menghafal nomor dan nama surat dengan benar dan tepat. Tidak disebutkan penyimpangan Manhaj apa yang esensi dan substansial dari Ustad Adi Hidayat. Hanya dikatakan tidak jelas asal usul keilmuannya. aneh sekali ini orang.
Orang ini juga menilai baik tidaknnya manhaj seorang da’i diukur pada tanggapannya tentang demo, padahal sudah jelas penjelasan para ulama di Indonesia tentang demo, sesuai penyataan Ulama besar Saudi yang datang ke Indonesia beberapa waktu lalu bahwa persoalan demo hendaknya ditanyakan pada ulama setempat yang lebih mengetahui kondisi di Indonesia. Kesimpulan dari saya, hendaknya kita berhati-hati dalam hal tahdzir-mentahdzir ini. Kebiasaan mentahdzir tanpa kaedah yang benar dan tanpa dilandasi bukti yang kuat apalagi sampai mencemarkan nama baik seseorang adalah tindakan yang melanggar hukum. menurut undang-undang, mencemarkan nama baik seseorang bisa di pidanakan. Orang yang tidak menerima hal tersebut bisa balik menuntut lewat jalur hukum yang ada di negeri kita. Apalagi untuk mereka yang sangat mengagungkan pemerintahan “yang sah”, menuntut lewat jalur hukum bukan suatu penyimpangan bagi mereka. wallahu ta'ala a'lam..
* Ir. Noto Prabowo, M.Sc. :
Kalau liat ceramah-ceramah da’i talafi, hati ini langsung hambar dan maju mundur.
* Taoufik Rusdiana, Ph.D.,Apt. :
Geblek ini ustadz rodja... bolak-balik mengatakan manhaj Ustadz Adi Hidayat bermasalah tapi tidak menjelaskan dimana bermasalah nya.... Malah menyoroti kemampuan ustadz adi yang hafal qur'an dan hadits beserta nomor ayat dan halaman-nya... Dan disuruh membandingkan dengan ulama lainnya dimana ulama lain-nya tidak sampai hafal nomor ayat dan halaman. Ya justru itulah kelebihan ustadz Adi Hidayat yang Allah berikan. Kasihan sekali orang-orang persiradja ini. Cara berfikirnya mirip kecebong Ahokers... Duh ya Allah... Astagfirullah...
* Dicky Oktafian, SE:
Sifat talafi ini seperti seolah-olah ia mengatakan "ana khairun minhu" (saya lebih baik darinya). Dahulu para Syaikh memaparkan materi tidak perlu menjelaskan indeks Quran ataupun Hadist karena para pendengarnya adalah orang-orang yang juga berilmu; sekurang-kurangnya ilmu pada waktu itu masih dekat dari sumbernya. nah sekarang dipaparkan lengkap dengan indeks-nya karena pendengar nya banyak orang yang masih jahil yang perlu diberikan materi ilmu yang lengkap bukan sebagai gagah-gagahan. Pernyataan Ustad Abdullah Taslim ini merupakan bentuk kesesatan akademisi, kelelahan dalam referensi, bahkan pikun dalam menilai amalan lahiriah.
* Abu Habibi (Aktivis Wahdah Islamiyyah) :
Kalau mau klarifikasi harusnya langsung sama Ustad Adi Hidayat. Sampaikan kepada beliau “kami (Rodjaliyyun) sudah nge-gibahin antum, kami mengaku salah bla...bla... kami mohon maaf”. Itu baru klarifikasi namanya. Tapi ya sudah nampak, semua berawal dari perkara mencari ridha makhluq. makanya ngomong gak pakai akhlaq dan ilmu.
* Regy Novianto putra (Aktivis Hizbut Tahrir):
Ada korelasinya antara “nyebut ayat pakai nomor” dengan “manhaj”, karena membolehkan demo maka dianggap tidak pantas jadi guru. Sepertinya ini hanya perkara jealous saja, cemburu alias iri. karena Ustad Adi Hidayat,Lc sudah semakin terkenal dan disimak banyak orang. Padahal Dr.Zakir Naik saja yang sering dicap “wahabi” kalau ceramah selalu menyebutkan nomor, kenapa sekarang Ustad Adi Hidayat melakukan hal yang sama lalu dikomentari seburuk itu. Aneh sekali. Mungkin dia buat klarifikasi karena melihat banyak yang pro ke Ustad Adi Hidayat, akhirnya daripada dia kehilangan pundi-pundi rupiah lebih baik buat klarifikasi. Malu gak masalah, yang penting dapur tetap ngebul 😊.
* Nafianto Gusta (Cahaya Salaf Group):
Menuding seseorang manhajnya bermasalah hanya karena perbedaan dalam urusan furu' (cabang) bukan ushul (pokok), adalah bentuk kepicikan intelektual.
* Ummu Sumayyah As-Salafiyyah:
Jangankan Ustadz Adi Hidayat, sekelas Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi, DR. Zakir Naik, dan Syaikh Muhammad Al-‘Arifi saja dipertanyakan manhajnya oleh mereka dan tak aman dari tahdziran mereka. Kalau ada yang masih percaya mereka adalah ahlussunnah yang paling “WAW”, berarti memang orang tersebut sedang error keseluruhan panca inderanya.
Agama mereka, mujahadahnya sebagai satpol manhaj dan ahli tahdzir. Kedua hal tersebut adalah syarat wajib bagi da’i-da’i dari kalangan mereka. yang di tahdzir adalah lelaki merdeka yang bisa kemana-mana, sementara yang mentahdzir adalah lelaki yang rela berada dalam pasungan kibarnya. Lalu, membuat klarifikasi atas rekaman suaranya yang beredar, semakin menunjukkan bahwa hakikat mereka memang bermuka dua. Maklumlah, bini’ 3 penghasilan seret dan kalah pamor, jadinya begitu deh.. 😊
-Selesai-
Demikian beberapa komentar & tanggapan para asatidz, aktivis, dan para akademisi terhadap tahdzir opolsan Ustad Abdullah Taslim terhadap Ustad Adi Hidayat.
Rekaman suara/audio itu tersebar dan viral di berbagai sosial media dan sampai ke telinga para asatidz ahlus sunnah. Akhirnya, Ustadz Abdullah Taslim mengeluarkan pernyataan klarifikasi yang intinya beliau menyalahkan orang yang menyebarkan rekaman suaranya karena menurutnya rekaman suara itu merupakan pendapat pribadi. Aneh dan sangat kontradiktif; dalam rekaman suara dengan PD-nya beliau mengatakan bahwa "tahdzir" tersebut hasil ‘musyawarah’ dari asatidzah lain di multaqo du’at rodja yang ia sebutkan beberapa nama diantaranya Ustad Badrussalam, Ustad Zainal Abidin, Ustad Ahmad Zainuddin, Ustad Abu Haidar, dll. Lalu ketika ngeles bikin klarifikasi ngakunya itu pendapat pribadinya. Benar-benar kontradiktif. Prilaku yang tidak pantas di tiru, kalau dalam grup mereka ghibah, kalau keluar (dihadapan umum) mereka belagak santun. Kini, yang di salahkan adalah yang menyebarkan rekaman suaranya. persis kasus penista agama (Ahok). sudah jelas-jelas menista agama, eh yang disalahkan orang yang menyebarkan rekamannya. beginilah jika virus hasad (dengki) sudah mulai tumbuh, akhirnya benar-benar meng-"GHUROBA"-kan diri karena semua orang beda pendapat di musuhi dan sesatkan.
Terakhir sebagai penutup, ada baiknya kita simak nasehat motivasi Ustadz Dr. Muhammad Zitun Rasmin, Lc.MA, kata beliau, “Perkara kita adalah salafi atau bukan salafi adalah perkara ta'abbudiyyah, perkara urusan kita dengan Allah. Sayangnya kita hanya fokus pada pengakuan manusia, sangat takut kalau di bilang bukan “salafi”. Saya dari dulu tidak pernah peduli jika dikatakan bukan Salafi, karena di gelari dengan yang lebih buruk pun permlnah mereka lakukan terhadap diri saya. Wallahul mustaan.
Repost by: “Forum Ahlus Sunnah Cinta Syari’ah”
0 komentar:
Post a Comment