Mayjen TNI: Nabi di Masjid Mengatur Politik, Militer, Pengajian, Itu Islam
Dalam hal pemilihan kepala daerah, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa gesekan-gesekan yang terjadi tak lepas dari persoalan suku hingga agama. Untuk itu, ia menekankan agar persoalan politik dan agama harus dipisahkan, tidak boleh disatukan.
“Inilah yang harus kita hindarkan. Jangan sampai dicampuradukkan antara politik dan agama, dipisah betul, sehingga rakyat tahu mana yang agama, mana yang politik,” katanya saat kunjungan di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Jum’at (24/03) lalu.
Terkait pernyataan itu, Mayjen TNI Purnawirawan, Kivlan Zein menilai bahwa pemisahan agama dari politik tidak bisa dibenarkan. Menurutnya, Islam bukan hanya agama yang memperhatikan ibadah saja, tapi juga kehidupan dunia.
“Jadi agama
Islam ini bukan agama hanya untuk akhirat. Pernyataan itu adalah pernyataan blunder, kalau agama harus dipisah dari politik,” katanya dalam diskusi bertema ‘Mewaspadai Ideologi Anti Islam’ di Bekasi, Selasa (28/03).
Kivlan menjelaskan dalam Islam juga diatur bagaimana berpolitik yang baik. Bagaimana mengatur negara adil, musyawarah, ekonomi, bahkan hubungan antar individu.
“Politik, ekonomi, politik, budaya, masuk dalam Islam. Jadi Islam dan politik jangan dipisahkan. Islam berjuang untuk dunia dan akhirat,” tuturnya.
Ia juga menolak pernyataan bahwa masjid dilarang untuk kegiatan politik. Zaman Nabi, kata dia, masjid digunakan untuk segala urusan.
“Nabi Muhammad hijrah pertama membangun masjid. Di situ mengatur politik, militer, pengajian. Itu Islam,” tandasnya.
0 komentar:
Post a Comment