Ahok dan Nusron Dua Orang Yang Saling Bantu Membantu Menipu Umat Islam
Nusron Wahid, aktivis partai Golkar makin ngawur. Ketua Tim Pemenangan Ahok ini kemarin memimpin langsung khataman Al Quran dan pembacaan Manaqib Syekh Abdul Qodir Jaelani yang diikuti puluhan orang. “Ini dari upaya kita memohon ridha Allah SWT agar pemanfaatan rumah ini berkah,” kata Nusron kemarin (25/8) di Rumah Lembang, Jakarta.
Nusron, alumni Universitas Indonesia dan mantan Ketua GP Anshor ini menyalahgunakan ajaran Islam untuk kepentingannya sendiri. Di medsos para aktivis Islam, ramai pembicaraan tentang Nusron yang menyalahgunakan Al Quran untuk mendukung pemimpin kafir. Padahal dalam ayat-ayat Al Qur’an jelas umat Islam (khususnya di wilayah mayoritas Muslim) dilarang untuk mengangkat pemimpin kafir.
Seorang mantan menteri di masa SBY berkisah kepada Sharia bahwa Nusron Wahid sebenarnya ingin menjadi calon wakil gubernur mendampingi Ahok. Beberapa bulan lalu ia menghadap Jusuf Kalla. Tapi Kalla menolak gagasan Nusron ini. Karena tidak didukung tokoh penting Golkar untuk maju sebagai cawagub, maka ‘laki-laki ndeso Kudus’ ini kemudian menjadi Ketua Tim Pemenangan Ahok.
Memang kini terjadi simbiosis mutualisme antara Ahok dan Nusron. Ahok berharap agar kepemimpinan Nusron di Tim Kampanyenya dapat menggaet sebanyak mungkin jamaah NU. Karena Ahok tahu bahwa Nusron adalah mantan Ketua GP Anshor yang punya jaringan lumayan kuat di kalangan muda NU. Sedangkan Nusron berharap dengan membantu Ahok, maka citranya di Partai Golkar akan naik. Bila Nusron berhasil menaikkan Ahok menjadi Gubernur DKI 2017 tentu posisinya di Golkar akan naik, selain tentu saja mungkin akan dapat ‘proyek-proyek menggiurkan’ dari Ahok.
Tapi harapan Ahok agar Nusron dapat menggaet jamaah NU, nampaknya mendekati kosong. Jamaah NU yang tergabung dalam DPW PKB kemarin (25/8) bukan hanya tidak memihak Ahok, mereka malah mendukung penantang Ahok, Sandiaga Uno.
Setahun yang lalu, malah Rais Syuriah NU DKI Jakarta KH Mahfudz Asirun bersama Habib Rizieq Shihab dkk telah
memelopori calon gubernur Muslim Jakarta. KH Mahfuzh di berbagai tempat lantang menentang gubernur Ahok.
Di kepengurusan pusat NU, penolakan Ahok juga cukup keras. Rais Syuriah NU, KH Makruf Amin dikenal sebagai kiyai anti kepemimpinan kafir di daerah yang mayoritas Muslim. Kiyai Makruf di berbagai tempat menyatakan bahwa strategi non Islam dalam politik bukan hanya menguasai Jakarta atau daerah, tapi juga akan berniat menjadi wakil presiden atau presiden.
Sementara itu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sendiri kini kemungkinan akan mengusut dugaan aliran dana yang diterima Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Nusron Wahid. Karena nama Nusron disebut dalam sidang pegawai PT Arta Pratama Anugerah, Doddy Ariyanto Supeno, yang merupakan perantara suap mantan Presiden Komisaris Lippo Group Eddy Sindoro kepada Panitera PN Jakpus Edy Nasution.
“Saudara Doddy sering mengirimkan barang yang saya duga berupa uang kepada Saudara Lukas dengan pengiriman di basement gedung Matahari Jalan Jenderal Sudirman. Dan kepala BNP2TKI di kantor Pemuda Ansor,” kata Jaksa Fitroh membacakan BAP Darmaji.
Walhasil, yang jelas Nusron telah menyalahgunakan Al Quran dan mengelabui umat Islam Jakarta untuk mendukung Ahok. Padahal ayat-ayat Al Quran jelas menentang pemimpin kafir, khususnya pemimpin kafir di masyarakat yang mayoritasnya umat Islam. Apalagi pemimpin kafir itu suka minuman keras, pro pelacuran dan suka menzalimi rakyat. *red
0 komentar:
Post a Comment