15 juli adalah serangan global atas Islam!
*Yusuf Kaplan
Saya yakin satu hal bahwa kudeta 15 Juli adalah serangan yang dimaksudkan untuk menghancurkan eksistensi Islam, menghancurkan akar spiritual yang menjadi satu-satunya sumber klaim peradaban kita. Dan serangan itu berlangsung dengan kekuatan penuh. Hanya saja, kita belum sepenuhnya mengerti apa yang terjadi dengan 15 Juli.
15 juli adalah serangan global atas Islam!
Banyak orang yang khawatir apakah fase kedua 15 Juli akan terjadi. Jawabannya ya.
Isu panasnya adalah bahwa jika kita gagal memahami serangan jenis apa yang kita saksikan pada 15 Juli, maka kita tidak akan berhasil melawan bahaya yang tengah kita hadapi.
Mari kita sadari bahwa peristiwa 15 Juli adalah serangan global terhadap Islam. Saya tegaskan bahwa 15 Juli adalah serangan yang benar-benar terencana, kompleks dan canggih terhadap Islam oleh sistem global.
Kita Menghadapi “Perang Salib” kelompok sekuler
Sistem global yang didirikan Inggris telah berlangsung selama dua abad. Ini adalah perang salibnya kelompok sekuler yang terus memerangi Islam selama dua dekade. Inggris sebelumnya telah melanjutkan perang salib sekulernya dengan mengimplementasikan -tahap demi tahap- strategi “Eastern Question”.
Tahap pertama adalah menjauhkan Islam dari sejarah sebagai aktor pembuat sejarah dunia. Mereka sukses menyelesaikan tahap pertama ini dengan membubarkan Usmani.
Dua ‘kelompok agama paralel’: Neo Kharijisme dan FETO
Tahap kedua, menjauhkan Muslim dari agamanya.
Mereka telah bekerja selama lebih dari satu abad dengan menciptakan dua “kelompok agama paralel” yang saling bermusuhan (neo-kharijisme atau neo Salafi dan Islam protestan) melalui dua aktor (pion) utamanya.
Proses ini, pertamanya, dimulai dengan bangkitnya Wahabisme dan kedua melalui fundamentalisme Kemalis, adalah dua proses yang belum sepenuhnya dipahami oleh para intelejensia sekuler maupun Islam sendiri.
Inggris telah berhasil menemukan dua “kelompok agama paralel” untuk tujuannya itu, pertamanya melalui neo-salafisme, sejenis Daesh dan lain-lain, yang dibangun dari mentalitas khawarij lewat ideologi wahabisme, yang sering mengaitkan Islam dengan kekerasan dan terorisme. Harapannya, mentalitas khariji (khawarij) dapat menjadi tulang punggung komunitas Muslim untuk pertama kalinya dalam sejarah dunia Islam. Ini benar-benar proses yang berbahaya bagi masa depan Islam.
Hasilnya, mereka membuat banyak kemajuan dalam mendorong masyarakat membenci Islam dan menjauhkan diri mereka dari Islam melalui peran pion yang dijalankan organisasi seperti Daesh, yang mengklaim sedang mendirikan ‘negara Islam’.
Sedangkan 15 Juli adalah bentuk aktivasi kelompok paralel agama yang kedua, dengan target menjauhkan umat Islam dari Islam melalui pion keduanya, FETO.
Kita akan menganalisis gambar hasilnya dengan baik dan membuat sebuah proyeksi dari peristiwa ini bagi masa depan. Sistem global ini mencoba mentransformasi Islam dari dalam dan menundukkannya.
Mereka ingin mendinamit dan mengakhiri peran Islam dalam membuat sejarah sekali lagi melalui dua ‘kelompok paralel agama’ ini.
Hati-hatilah! Mereka hendak menghancurkan kita dengan tangan-tangan kita sendiri, sehingga kita tidak dapat memberi tawaran alternatif kepada dunia!
Ketahuilah bahwa serangan 15 Juli belumlah berakhir. Ini merupaka serangan berkelanjutan dan salah satu serangan dilakukan dengan cara-cara yang berbeda.
Maka mungkin untuk meringkas serangan ini dengan beberapa poin berikut ini:
1- gerakan-gerakan agama sedang dihantam dengan menggunakan FETO (dalam praktiknya, kelompok Gulen sering menjadi antitesis gerakan Islam). Lihat Jejak Kampanye Hitam FETO: Erdogan Dukung Daesh (1)
2- patut diingat kita bahwa FETO adalah ‘gerakan agama’, namun mereka sedang menuju sekulerisme Kemal yang sudah memfosil.
3- Apa yang mereka lakukan adalah menyingkirkan akar spiritual kita, yang menjadi fundasi bagi eksistensi rakyat Turki.
4-Oleh karena itu, mereka mencoba merusak tulang punggung ahlussunnah yang menjadi satu-satunya sumber Islam sehingga Turki sukses membuat sejarah selama ribuan tahun dan Insya Allah akan membuat sejarahnya lagi.
Satu-satunya sumber yang melanjutkan eksistensi tulang punggung ahlussunnah adalah gerakan-gerakan Islam dan khususnya kelompok-kelompok tasawuf yang membentuk dan menjaga akar spiritual kita.
Tentu kita harus juga mendiskusikan problem-problem yang dihadapi oleh gerakan-gerakan keagamaan selama dua abad krisis peradaban berikut kelemahan-kelemahan mereka. Namun ini subyek untuk kolom lain.
Isu nyata adalah bahwa menetralisasi kelompok-kelompok tasawuf berarti menebarkan bibit-bibit berbahaya yang akan menghancurkan akar spiritual masyarakat ini.
Merusak kelompok-kelompok tasawuf berarti menghancurkan warisan Yunus Emre, Rumi, Imam Rabbani, Imam Ghazali, tradisi Naqshbandi, Itri, Akşemseddin, Sultan Mehmed al Fatih, Mullah Gurani, arsitek Sinan dan Sheikh Galib. Merusak kepribadian para pendiri ini berarti merusak pengalaman dan semangat seni, arsitektur, kedokteran selama ratusan tahun yang telah dibangun komunitas ini yang bersumber kepada Qur’an dan Sunnah.
Apa yang paling penting adalah bahwa dengan menarget gerakan-gerakan keagamaan ketika dunia sangat membutuhkan pengetahuan Islam, kebijaksanaan dan filosofi yang berdasar Qur’an dan Sunnah, tradisi pengetahuan dan jiwa yang dapat menaklukkan hati dalam melawan bahaya mentalitas khariji dan protestianisme Islam, berarti kita sedang mendinamit kedinamisan peradaban kita yang telah berlangsung ratusan tahun lamanya.
Inilah apa yang dilakukan kepada kita menyusul serangan 15 Juli. Kekayaan yang kita tawarkan kepada dunia, akar spiritual kita sedang dihancurkan.
Jika kita melihat kerusakan akar spiritual kita, maka masyarakat ini akan jatuh dan ide peradaban yang kita akan kembangkan berdasar akar spiritual kita kepada dunia akan mengering.
Saya menyerukan atas mereka yang menjalankan negara ini (Turki) berhati-hati atas jebakan ini dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan sebelum terlambat.
Berada dalam kereta yang salah dan melaju dalam arah yang berlawanan
Pemikir terkenal Nietzsche pernah berkata; “jika anda berada dalam kereta yang salah maka menjadi tidak berguna sekalipun ada berjalan dalam arah yang berlawanan.”
Nietzsche sedang berbicara tentang posisi negara dalam level filosofi, namun dia sebenarnya sedang berbicara tentang arah kita yang salah selama satu abad, Bukankah begitu?
0 komentar:
Post a Comment