Sheik Qardhawi : Ikhwan Mempersembahkan Nyawa Bagi Rakyat Mesir
Sebuah ikatan janji yang begitu kokoh bagi setiap anggota dan pemimpin Jamaah Ikhwanul Muslimin, dan selalu diulang-ulang dalam setiap saat wirid, yaitu 'Allah tujuan kami, Rasul tauladan kami, al-Qur'an undang-undang (dustur) kami, jihad fi sabilillah jalan kami, dan mati syahid cita-cita tertinggi kami'.
Itulah warisan yang sangat mulia dari pendiri Jamaah Ikhwanul Muslimin Hasan al-Banna, dan untaian kata-kalimat itu, sepanjang sejarah, sejak berdirinya Ikhwan di tahun 1928, hingga hari ini tetap terpateri dengan sangat kokoh di setiap pribadi anggota dan pemimpin Ikhwan. Semua ikatan janji itu, diwujudkan dalam kehidupan nyata oleh Hasan al-Banna.
Hasan al-Banna tewas dibunuh oleh opsir Mesir yang menjadi kaki tangan Raja Farouk. Al-Banna dibunuh hanya karena menentang penjajah Inggris yang menjajah Mesir. Sedangkan Raja Farouk menjadi kaki tangan penjajah. Tidak ingin Mesir merdeka dan melepaskan diri dari Inggris. Al-Banna menjadi penggerak kemerdekaan Mesir, dan ingin menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupdan rakyat Mesir.
Peristiwa yang dialami oleh Hasan al-Banna, episode terus berulang lagi, dan sekarang dialami oleh Mohamad Badie, Khairat al-Sathr, Mursi, dan tokoh-tokoh Ikhwan serta para anggota Ikhwan yang begitu mulia memperjuangkan nilai-nilai Islam, menghadapi para kaki tangan penjajah yang masih bercokol di Mesir dengan seragam militer, seperti al-Sisi.
Karena itu, Ketua Ikatan Ulama Muslim se-Dunia (IUMS), Sheik Yusuf Al-Qardhawi, mengritik keras putusan pengadilan kudeta di Mesir yang memvonis Presiden Mursi dan lainnya dengan 20 tahun penjara. Seperti dilansir Egypt Window, Rabu (22/4/2015) hari ini.
Sheik Al-Qardhawi mengatakan, “Muhammad Mursi adalah presiden Mesir pertama yang dipilih dengan sangat demokratis di Mesir. Mursi adalah presiden yang telah mengusahakan agar Mesir memproduksi sendiri pangan, obat, dan senjatanya sendiri. Adapun orang-orang yang menjual Mesir kepada musuhnya malah mendapatkan kebebasan dan menikmati hasil jualannya.”
Sheikh Al-Qardhawi melanjutkan, “Dr. Mursi divonis 20 tahun penjara. Kasus yang dihadapinya adalah peristiwa istana Al-Ittihadiyah. Dalam peristiwa itu, korban yang jatuh adalah 8 orang Ikhwanul Muslimin. Mereka menjadi korban meninggal saat menjaga istana dari serangan para demonstran yang rusuh dan ingin merusak istana. Para polisi dan polisi militer pergi membiarkan istana tanpa penjagaan.”
Menurut Sheik Al-Qardhawi, 8 orang Ikhwanul Muslimin menjadi korban, dan hanya 2 korban yang bukan berasal dari jamaah ini. Namun demikian, tidak ada persidangan untuk mengadili orang-orang yang membunuh 8 orang tersebut. Mereka, masih menurut Sheikh, masih dengan bebas melanjutkan aksi penindasan dan pembunuhannya terhadap para penentang kudeta militer.
Kepada Presiden Mursi, Sheikh Yusuf Al-Qardhawi berpesan, “Aku masih teringat perkataanmu bahwa untuk memerdekakan Mesir harganya adalah darah dan nyawamu. Engkau sudah siap mengorbankan nyawa dan darahmu demi agama, tanah air dan rakyatmu. Semoga Allah Taala meridhaimu, dan memenangkan Islam.
Menurut Sheihk Qardhawi telah menumpahkan darahnya bagi kemuliaan Islam, kejayaan rakyat Mesir, dan kehormatan bangsa Arab. Tapi, kenyataan perjuangan Ikhwan selalu menghadapi para kaki tangan penjajah Zionis-Israel, Barat, Eropa, dan para kafir musyrik, yang tidak menginginkan usaha Ikhwan menjadikan Mesri menjadi negeri yang mulia. Wallahu'alam.
abimantrono/mashadidtta.
(voa-islam)
0 komentar:
Post a Comment