Presiden Jokowi menghadiri Kongres PDIP IV di Bali, Kamis (09/4). Meski hadir dengan menggunakan fasilitas segala fasilitas kepresidenan secara lengkap, tetapi ia masuk ke dalam arena kongres sebagai kader biasa. Karena itu ia tak diberi kesempatan sedetikpun untuk menyampaikan sambutan.
Diam dan duduk manisnya Jokowi di arena pembukaan kongres PDIP ini dinilai sebagai bentuk penghinaanterhadap lembaga kepresidenan.
"Mohon maaf saya harus sampaikan; Joko Widodo adalah Presiden yang tidak menghormati lembaga Kepresidenan," kat Ketua Umum PP Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak melalui akun twitternya.
"Berangkat penuh dengan fasilitas Kepresidenan (pswt, ajudan, Dana dll). Duduk Bengong mengaku sebagai Jokowi. Terang menghina lembaga Kepresidenan," lanjuta Dahnil.
Saat menghadiri pembukaan Kongres IV PDIP, Jokowi datang mengenakan jas merah tanpa logo partai dan duduk di barisan terdepan bersama Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, Wapres Jusuf Kalla, dan Ketua DPP Puan Maharani. Jokowi datang ke Bali menggunakan fasilitas negara didampingi beberapa menteri.
Dahnil mempertanyakan mengapa panitia Kongres PDIP tak memberi kesempatan Jokowi untuk berpidato. Padahal, setiap presiden yang hadir di acara partai selalu diberi kesempatan tampil di depan.
"Ketika Presiden hadir dalam satu acara hanya diam terbisu dan duduk manis...!!! Di NEGERI ini," katanya melalui akun Twitter, @Dahnilanzar.
"Kepresidenan itu lembaga. Dan, lembaga negara. Ketika seseorang jadi Presiden tak bisa dia dipisahkan, Antar dia sebagai 'Jokowi', dia sebagai 'Presiden'," katanya. "Wibawa lembaga Kepresidenan itu, ya wibawa Indonesia juga."
Dahnil pun kembali menegaskan, status Jokowi sebagai presiden RI tidak bisa dilepaskan, meski hadir di acara sebagai kader partai. "Klo mau dipisahkan, ketika dia jadi 'Jokowi' ya tak ada fasilitas apapun terkait dia sebagai Presiden. Tapi kan impossible."(si)
0 komentar:
Post a Comment