Suryadharma Ali: Korban Permainan Politik PDIP-KPK


Menjelang pemilu 2014 lalu, PDIP memanfaatkan Abraham Samad untuk memenangkan Jokowi. PDIP menggandeng KPK untuk menjegal Prabowo lewat pendakwaan korupsi Suryadharma Ali.

Ingat Suryadharma Ali (SDA)? Ya mantan Menteri Agama ini dijegal lewat permainan kasar PDIP-KPK menjelang pemilu 2014. Suryadharma dituduh sebagai koruptor oleh KPK hanya 55 hari sebelum pemilihan presiden berlangsung. Tepatnya ia diumumkan sebagai tersangka pada 23 Mei 2014.

Kenapa harus Suryadharma yang dicemarkan namanya ke publik? Karena mantan Menteri Agama ini yang pertama kali mencalonkan Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Dengan digandeng Suryadharma, maka nama Prabowo menjadi ‘harum’ di kalangan umat Islam.

Karena Suryadharma selama ini dikenal punya track record yang bagus dalam menyelesaikan masalah umat. Terutama ketika ia bersikap tegas melarang Ahmadiyah, meski mendapat tekanan yang keras baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Media-media pendukung Jokowi saat itu riang gembira menyaksikan peristiwa ini. Metro TV menampilkan berita ini terus menerus dengan berbagai wawancara. Kompas pun menjadikan berita headline dengan judul ‘Suryadharma Ali Terkejut’ (23 Mei 2014) lima kolom. Bandingkan dengan Republika, meskipun menjadikan berita itu di halaman pertama, tapi hanya satu kolom dengan judul : “Suryadharma Tersangka Korupsi Haji.”

Di kasus ini Suryadharma dituduh korupsi penyelenggaraan haji 2012-2013. Tuduhan Komisi Pemberantasan Korupsi itu antara lain: audit BPK menemukan indikasi penggelembungan harga katering untuk jemaah haji, alokasi dana setoran calon jemaah haji yang mencapai Rp 50 triliun tidak jelas dan permainan dana pengadaan haji di Arab Saudi bernilai lebih dari Rp 100 miliar. Negara diduga rugi Rp 200-an miliar.

Modusnya adalah permainan selisih kurs dalam pengadaan barang dan jasa dan penggelembungan harga pengadaan katering dan wisma pondokan jemaah. Menteri Agama Suryadharma Ali mengharapkan hal itu cuma kesalahpahaman belaka. Meski kini ia menjadi tersangka, ia tidak mau mengundurkan diri.

Terlepas dari benar tidaknya tuduhan KPK itu, yang menjadi pertanyaan besar adalah mengapa KPK menetapkan tersangka pendukung kuat Prabowo menjelang pemilihan presiden? Mengapa tidak ditetapkan setelah pemilihan presiden? Padahal banyak kasus yang sebenarnya harus cepat ditangani KPK, seperti kasus Bank Century yang sudah bertahun-tahun sampai kini ‘tidak nambah’ tersangkanya. Budiono dan Sri Mulyani yang diduga kuat terlibat dalam penggelontoran uang triliunan itu kini lenggang kangkung hanya menjadi saksi.

Bila dulu tahun 1998, Prabowo berhasil dijegal naik menjadi petinggi TNI dengan berbagai tuduhan, terutama karena mengucapkan Allahu Akbar di Markas Kopassus, maka dalam pemilu presiden 2014 lalu Prabowo berhasil dijegal karena mengucapkan Allahu Akbar dan siap berjihad di markas besar umat Islam PPP.

Suryadharma memang menjadi target bagi PDIP dan kaum minoritas di negeri ini. Selain pembelaannya yang kuat terhadap Islam–dengan melarang Ahmadiyah- ia juga menentang kaum Kristen yang semena-mena dalam pendirian tempat ibadah.

Sehingga dalam artikelnya di Koran Tempo, 11 April 2013 kemarin, Victor Silaen mengecam keras Menteri Agama RI dalam masalah ini.

Menurut pendeta Victor, Dosen di Universitas Pelita Harapan ini: “Intinya, Menteri Agama Suryadharma menyalahkan umat Kristen dalam kaitan dengan penutupan, penyegelan dan pembongkaran gedung gereja yang terjadi belakangan ini. Menurut Suryadharma: “Mereka telah mempolitisasi masalah administratif masalah pembangunan gedung gereja. Orang Kristen bukan satu-satunya yang memiliki masalah dalam mendapatkan izin untuk membangun tempat ibadah, tetapi mereka mendapat perhatian karena mereka berbicara kepada media atau pers. Umat Islam di beberapa daerah, seperti di Bali, Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Timur juga kesulitan untuk membangun masjid; tapi mereka tidak bicara kepada pers. Mereka juga tidak protes atau melakukan doa di depan istana presiden.”

Setelah menyalahkan Menteri Agama atas pernyataannya itu, Victor di akhir tulisannya menyatakan: “Yang jelas, fakta berbicara bahwa praktek kekerasan dengan mengatasnamakan agama dalam beberapa tahun terakhir ini meningkat. Penyebabnya? Pertama, adanya kecenderungan meningkatnya intoleransi di tengah masyarakat. Kedua, absennya negara dalam menyelesaikan kasus-kasus tersebut secara tegas. Inilah yang disebut kejahatan dengan melalui tindakan pembiaran (crime by omission), yang pelakunya adalah negara dan yang salah satu pemimpinnya adalah SDA.”

Entah dari mana datanya–mungkin dari laporan sepihak Setara Institute- umat Islam Indonesia makin tidak toleran. Menteri Agama pernah menyatakan bahwa Indonesia tingkat toleransinya sangat tinggi. Suryadharma pernah meluncurkan data bahwa pertumbuhan gereja persentasenya jauh lebih besar dari masjid.

“Data pembangunan rumah ibadah dari tahun 1977 sampai dengan 2004, pembangunan yang paling rendah itu masjid,” kata Suryadharma. “Dari 392.044 menjadi 643.834 buah. Kenaikannya hanya 64,22 persen,” kata Menag pada 21 September 2010.

Sementara pertambahan Gereja Kristen, kata Suryadharma, dari 18.977 buah menjadi 43.909 buah atau naik 131,38 persen. Gereja Katolik dari 4.934 menjadi 12.473, naik 152,8 persen. Pura Hindu dari 4.247 menjadi 24.431 atau naik 475,25 persen. Wihara Buddha dari 1.523 menjadi 7.129, naik 368,09 persen.

Begitulah Surydharma Ali (SDA). Ia begitu tinggi komitmennya terhadap Islam. Di samping itu ia ketika menjabat sebagai Menteri Agama, sebenarnya telah berhati-hati sekali dalam masalah keuangan negara. Ia mengangkat M Yasin mantan pejabat KPK sebagai Irjen di Kemenag, adalah untuk menjaga Kemenag dari kasus korupsi.

Tapi karena permainan politik dari PDIP dan Abraham Samad, akhirnya Suryadharma menjadi korban. Dan Prabowo pun juga. Kalau Koalisi Merah Putih serius ingin mempermasalah pemilu curang 2014, maka kasus PDIP-Samad bisa menjadi titik masuk untuk mempermasalahkan keabsahan pemilu presiden 2014.

Penulis: *Nuim Hidayat/sharia DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment