Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mulai menggencarkan kurikulum baru berbasis Islam di sekolah, setelah dia mengeluh bahwa siswa Turki lebih mengetahui tokoh-tokoh asing seperti Albert Einstein, ketimbang ilmuwan Muslim dan Turki.
“Jika Anda menanyakan kepada mereka siapa itu Einstein, setiap anak bisa menjawabnya. Tapi jika Anda bertanya kepada mereka siapa itu Ibni Sina, sebagian besar dari mereka tidak mengetahui,” kata Erdogan dalam pidatonya di Dewan Pendidikan Nasional ke-19 di provinsi selatan Antalya pada Selasa (2/12/2014), sebagaimana dilansir oleh Hurriyet Daily News.
Bulan lalu, Erdogan memerintahkan lembaga pendidikan Turki untuk mengadopsi kebijakan yang berfokus kepada kontribusi Islam terhadap ilmu pengetahuan global dan seni, termasuk “penemuan benua Amerika oleh para pelaut Muslim sekitar 300 tahun sebelum Columbus.”
Dia mengatakan bahwa ummat Islam berhasil mencapai Dunia Baru pertama , dan mereka bahkan membangun masjid di atas bukit di tempat yang sekarang disebut Kuba.
menurut Presiden Erdogan langkah ini merupakan upaya pertahanan terhadap penurunan moral, namun oposisi mengatakan langkah ini mendorong negara menjadi lebih Islami.
Hampir satu juta anak mendaftar ke sekolah-sekolah “imam hatip” tahun ini, naik dari 65 ribu anak pada 2002 ketika Partai AK pimpinan Erdogan yang berbasis Islam pertama kali berkuasa.
Sekolah-sekolah ini memisahkan murid perempuan dan murid lelaki, dan 13 jam pelajaran agama Islam seperti bahasa Arab, al-Quran dan kehidupan Nabi Muhammad, selain pelajaran dalam kurikulum nasional Turki.
“Ketika tidak ada yang namanya budaya agama dan pendidikan moral, masalah-masalah sosial serius seperti narkoba dan rasisme pun muncul,” ujar Presiden Erdogan dalam simposium mengenai kebijakan narkoba dan kesehatan masyarakat awal tahun ini.
(ameera/arrahmah.com)
0 komentar:
Post a Comment