Polri (Kepolisian Republik Indonesia) tidak serius menuntaskan kasus penyerbuan polisi ke musolah di Pekanbaru dan penembakan musolah dengan gas air mata dalam aksi demo di Makassar, demikian seperti disampaikan oleh Neta S. Pane, ketua presidium Indonesia Police Watch (IPW) kepada redaksi, Senin ((01/12/2014).
"Pemerintahan Jokowi perlu membentuk tim independen untuk mengusut kasus tewasnya masyarakat sipil dalam aksi demo di Makassar. Selain itu tim perlu mengusut tuntas kasus penyerbuan polisi ke musolah di Pekanbaru dan penembakan musolah dengan gas air mata dalam aksi demo di Makassar." kata Neta.
Indonesia Police Watch (IPW) menilai Polri tidak serius menuntaskan kasus ini, sehingga mendesak pemerintah menurunkan tim investigasi.
"IPW mengecam sikap arogan dan represif polisi dalam mengendalikan aksi demo mahasiswa di Makassar. Sikap arogan dan represif itu sudah menyebabkan satu orang tewas." kata Neta.
"Ironisnya yang tewas adalah masyarakat biasa dan bukan mahasiswa yang demo. Kematian warga sipil dalam pengendalian aksi demo itu harus diusut tuntas. Apalagi penyebab kematiannya masih simpang siur." terangnya.
"Ada yang mengatakan ditabrak watter cannon polisi, ada yang mengatakan dipukuli dan ada yg mengatakan tertembak. Tim investigasi perlu mengusutnya, untuk kemudian membawa pelakunya ke pengadilan." tegasnya.
"Sebelumnya, polisi juga bersikap represif dalam menangani aksi demo mahasiswa di Pekanbaru, Riau. Bahkan polisi mengejar mahasiswa hingga ke musolah tanpa membuka sepatu. Di Makassar dalam mengendalikan aksi demo, polisi juga menembaki musolah dengan gas air mata untuk menghalau mahasiswa yang bersembunyi." paparnya.
"IPW berharap MUI melakukan protes terhadap Polri. Kasus ini tidak boleh terulang. Sebab mushollah adalah tempat ibadah yang harus dihormati semua pihak dan tidak boleh dinistakan. Pimpinan Polri tidak boleh membiarkan kasus ini dan jangan sampai masyarakat serta tokoh-tokoh agama bertindak sendiri-sendiri dalam menyelesaikan pelecehan serta penistaan terhadap musolah ini." tutup Neta. (az/voa-islam.com)
0 komentar:
Post a Comment