Tak Seperti yang Dituduhkan Jokowi, HUT ke-69 TNI Buktikan Tank Leopard Tidak Merusak Aspal
Dalam satu kesempatan jumpa pers di kawasan Markas Komando Armada Timur, Surabaya, Jawa Timur, Jumat pekan lalu (3/10), Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan bahwa Tank Leopard milik AD akan memeriahkan defile alat tempur terbesar pada hari ini.
Dan memang, janji KSAD itu jadi kenyataan. Tank Leopard buatan Jerman baru saja melintas di hadapan Presiden SBY dan Wapres Boediono dan rombongan pejabat negara di Dermaga Ujung, Mako Armatim yang jadi lokasi puncak perayaan HUT ke-69 TNI bertema "Patriot Sejati, Profesional dan Dicintai Rakyat". Sebelumnya, tank-tank itu sudah dipajang di kawasan Mako Armatim untuk mengikuti Gladi Bersih pada Sabtu lalu.
Sebanyak 18 unit Main Battle Tank Leopard 24A, Main batle tank TNI AD yang terbaru melintas di atas aspal. Dilengkapi dengan senjata utama Canon kaliber 120 mm yang mampu menghancurkan sasaran dengan jarak 4-7 km, tank leopard yang memiliki berat seberat 56 ton dengan tekanan jejak 0,8 kg/cm ini mampu bergerak di jalan raya hingga kecepatan maksimum 70 km/jam dan 40 km/jam di medan off road, dan mampu mengarung hingga kedalaman 4 meter. Dua unit Tank Leopard lain melintas di hadapan presiden dengan diangkut dua unit transporter IVECO.
Bahkan, Jenderal Gatot Nurmantyo menjanjikan kepada masyarakat luas di Surabaya untuk bisa menaiki seluruh alat tempur TNI AD, termasuk Tank Leopard, sambil berkeliling Kota Pahlawan Surabaya esok hari.
"Karena pada tanggal 7 nanti lokasinya tidak bisa menampung seluruh masyarakat, jadi TNI mengundang seluruh masyarakat pada 8 Oktober jam 08.00 WIB, TNI akan adakan doa syukuran, makan bersama di lapangan Kodam Brawijaya, dan masyarakat akan diizinkan naik ke kendaraan yang didefilekan saat upacara tanggal 7," umbar KSAD.
"Semua bisa lihat, nanti itu tidak akan merusak aspal seperti yang dibilang orang selama ini," tegas KSAD saat itu.
Pembelian Tank Leopard oleh Kementerian Pertahanan sempat jadi kontroversi karena ditentang sebagian elite politik. Bahkan presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi), dalam debat capres beberapa bulan lalu, pernah menyindir kebijakan Kemenhan dan TNI yang membeli tank bekas militer Jerman itu.
Jokowi mengatakan Tank Leopard terlalu berat bagi kondisi jalan-jalan di Indonesia. Tank itu bisa merusak aspal dan jembatan karena tidak kuat menahan beban seberat 62 ton. Mungkin, dengan performa salah satu alutsista kebanggaan TNI AD itu dalam rangkaian perayaan di Surabaya, keraguan Jokowi dan banyak pihak bisa terjawab.
Sumber: rmol
0 komentar:
Post a Comment