Beginilah Derita Ibu Tukang Tusuk Sate yang Ditangkap Karena Hina Jokowi
Seorang pembantu tukang sate berinisial MA ditangkap polisi, karena diduga menghina presiden Jokowi melalui akun Facebook. Pria berusia 23 tahun yang hanya lulusan SMP itu ditangkap atas tuduhan pencemaran nama baik. Ia dijerat pasal berlapis yaitu yaitu Pasal 310 dan 311 KUHP, Pasal 156 dan 157 KUHP, Pasal 27, 45, 32, 35, 36, 51 UU ITE.
Irfan Fahmi, Kuasa hukum MA mengatakan, MA ditangkap di rumahnya pada Kamis pekan lalu oleh empat penyidik Mabes Polri berpakaian sipil. MA langsung dibawa ke Mabes Polri, dan dalam waktu 1×24 jam langsung dilakukan penahanan.
“Dia dilaporkan tanggal 27 Juli 2014 berdasarkan dokumen yang saya lihat. Kemudian prosesnya bergulir terus dari penyelidikan, penyidikan hingga sekarang,” kata Irfan kepada Okezone, Selasa 28 Oktober 2014.
Irfan menjelaskan, MA masuk ke sebuah grup Facebook yang isinya saling saling membully antara capres A dengan capres B pada musim kampanye lalu. MA terpancing suasana diskusi dan turut menyebarkan teks maupun gambar yang sudah beredar di media sosial.
“Dia hanya ikut-ikutan saja, terjebak situasi politik saat itu,” tambah Irfan seperti dikutip Tempo, Selasa, 28 Oktober 2014.
Ibu MA Siap Bersimpuh ke Jokowi
Penahanan MA membuat ibunya sangat bersedih. Ia syok berat ketika mengetahui anaknya ditangkap polisi. Hampir setiap hari ia menangis meratapi nasib anaknya itu.
Menurut Irfan, ibu MA rela jika dirinya harus bersimpuh di hadapan Jokowi demi meminta maaf atas kesalahan anaknya. Ibu MA juga berharap anaknya tidak dipenjara, meskipun ia telah salah karena menghina orang yang kini menjadi Presiden.
Mana Revolusi Mental?
Meskipun ibu MA adalah rakyat kecil, ia mengerti jargon revolusi mental yang diusung Jokowi. Ia berharap Jokowi tidak menggunakan jalur kekerasan (baca; penjara) untuk menghukum anaknya.
“Andai kata itu kejahatan, penyembuhannya bukan di penjara, apalagi Jokowi mengusung ide gagasan revolusi mental. Revolusi mental apa yang kira-kira bisa dilakukan oleh tersangka,” kata Irfan menirukan ucapan ibu MA.
Kasus ini juga memicu kritik di media sosial. Bahkan, pengguna Facebook mengingatkan agar Jokowi tidak represif yang justru memancing mahasiswa untuk menurunkannya. Komentar tersebut juga bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda.
“Eng..ing..eng… Mahasiswa paling sensitif kasus beginian. Sepertinya umur kursi Jokowi gak akan lama” kata Muhammad Abduh di Facebook. [Siyasa/beritapopuler.com]
0 komentar:
Post a Comment