Warga NTB Sebut Mutasi Kapolda "Pembela Islam" Irjen Pol Rycko A Dan Brigjen Pol Umar Septono, Ujian Bagi Umat Islam


Perasaan umat muslim, khususnya mereka-mereka yang merasa sebagai bagian dari Aksi Bela Islam, merasa heran dengan sikap Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang melakukan mutasi terhadap Kapolda yang dianggap selama ini justru memperlakukan umat Islam, khususnya GNPF-MUI dan Habib Rizieq dengan FPI-nya sebagai bagian dari kesatuan bangsa Indonesia, tanpa mencederai.

Walaupun Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Setya Wasisto mengatakan, mutasi atau roling jabatan di tubuh polri adalah hal yang biasa dan itu sebagai bagian dari penyegaran di tubuh polri terkait dengan sinergi Promoter (Profesional, Modern dan Terpercaya) dengan mengutamakan kepentingan masyarakat.


Para netizen merasa jika mutasi Kapolda Sumut, Irjen Pol Rycko Amelza menggantikan posisi Irjen Pol Anas Yusuf sebagai Gubernur Akademi Kepolisian, adalah persoalan kedatangan Habib Rizieq ke Sumatera Utara beberapa waktu lalu, dan dimana Rycko menyebut di hadapan unat muslim di Medan, jika Habib Rizieq adalah Imam Besar Umat Islam Indonesia.

Alasan para netizen demikian, dikarenakan sebelumnya Kapolda NTB, Brigjen Pol Umar Septono yang dikenal sebagai salah satu Kapolda yang sangat mengedepankan agama Islam dan kewajiban-kewajibannya, harus diganti dan ditempatkan di posisi sebagai Kakorsabhara Bahakam Polri, pada 3 Februari lalu.

Namun menurut salah satu warga NTB, Sahid, dimutasinya Kapolda yang rajin shalat berjamaah di Mesjid ini, setelah memberikan ijin kepada pihak panitia GNPF-MUI untuk melaksanakan acara Spirit Dakwah 212 di NTB secara besar-besaran.

“Tidak berselang lama, setelah acara (Spirit Dakwah 212) selesai, kapolda langsung dimutasikan ke mabes polri,” ujar Sahid heran, namun Sahid menyatakan jika Umar Septono sudah dianggap oleh warga NTB sebagai bagian dari masyarakat NTB.

“Walaupun beliau bertugas dimanapun, namun beliau adalah salah satu warga terhormat masyarakat NTB,” ujarnya bangga dengan sikap Umar yang selalu menjaga shalat berjamaahnya dimanapun berada.

“Mereka-mereka yang jelas menjadi pembela Islam dan Ulama harus menerima konsekwensi tersebut, namun di dalam Islam jabatan bukanlah tujuan akhir, namun ini ujian dan menjadi pelajaran kesabaran bagi umat Islam,” ujar Sahid yang selalu datang dari NTB untuk menghadiri dan mendukung Aksi Bela Islam 411, 212 dan 505. [opinibangsa.id / pbc] DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment