Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq mendukung tindakan juru bicara FPI Munarman yang menyiramkan air ke wajah Thamrin dalam diskusi di salah satu televisi nasional, tadi pagi.
Munarman tersulut emosinya karena ketika berbicara diselak. Thamrin juga menunjuk-nunjuk kala itu. “Jadi, Munarman sudah benar. FPI sepenuhnya mendukung,” kata Habib Rizieq melalui pesan singkat yang diterima wartawan, Jumat (28/06).
Apalagi, dikatakan Rizieq Syihab, bahwa hampir di setiap ceramahnya, Tamrin selalu menghina FPI dan memfitnah umat Islam sebagai pihak intoleransi. Selain itu, Tamrin juga dikenal rasis karena telah menghina suku Dayak sebagai pelaku sex bebas sehingga pernah diadili dalam adat dayak.
“Dia juga sering menyalahkan Umat Islam dalam kasus Ahmadiyah di mana saja. Dan hampir di setiap dialog dan ceramah, dia selalu menghina FPI dan selalu memfitnah Umat Islam sebagai pihak intoleransi. Dalam sidang
MK tentang Judicial Review UU Anti Penodaan Agama Tahun 2010, saya dengar langsung dalam ruang sidang pernyataannya dalam membela Ahmadiyah, bahwa jika ingin objektif menilai agama-agama dan aneka keyakinan, maka kita harus tanggalkan dulu baju agama (alias Atheis). Dan dia juga seorang rasis dimana dia hina masyarakat Dayak dengan tuduhan bahwa Sex Bebas adalah tradisi Dayak, sehingga dia diadili dalam sidang Adat Dayak,” ujarnya.
Habib Rizieq menyebut sosiolog dari Universitas Indonesia (UI) Thamrin Amal Tomagola tidak beretika. “Mengajar orang yang tidak beretika terkadang memang perlu siraman. Jadi, Munarman sudah benar. FPI sepenuhnya mendukung,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua DPP FPI Bidang Nahi Munkar, Munarman, menyiram sosiolog UI Tamrin Amal Tomagola, dengan air minum dalam acara Apa Kabar Pagi Indonesia TV One, Jumat (28/06) lantaran sikap Tamrin yang arogan, selalu memotong pembicaraan dan tak sesuai etika dialog. “Ini bukan soal beda pendapat. Saya lagi ngomong, dibentak disuruh diam sama dia. Saya lagi ngomong, dia ngomong juga. Sopan enggak itu?,” ucap Munarman.
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment