Anggota Komisi I DPR : Agenda-agenda Besar Dalam Kunjungan Raja Saudi
Sukamta, anggota Komisi I DPR RI, menilai kunjungan Raja Salman bin Abdulazis Al-Saud dengan membawa rombongan dalam jumlah besar ke Indonesia mulai 1 Maret sangat positif dan perlu dioptimalkan untuk menguatkan hubungan bilateral kedua negara. Raja itu datang bersama rombongan terdiri 1.500 orang, 10 orang menreri, 25 pangeran dan pengusaha-pengusaha
Setidaknya ada dua agenda besar yang dapat dibicarakan antara Indonesia dan Arab Saudi, katanya dalam keterangan yang diterima MINA, Sabtu.
“Pertama tentu saja dengan kunjungan Raja Salman ini harus mampu mendorong hubungan yang lebih erat antara Indonesia dengan Arab Saudi. Dengan peningkatan hubungan bilateral ini diharapkan memiliki dampak peningkatan volume perdagangan dan investasi,” kata Sukamta anggota Komisi I DPR yang antara lain membidangi masalah luar negeri.
Dia mengatakan, Arab Saudi yang bersiap investasi senilai Rp 300 triliun ini sangat baik bagi Indonesia.
Penguatan hubungan bilateral ini juga bisa dimanfaatkan Indonesia untuk mengusulkan solusi perlindungan TKI di Arab Saudi dan tentu yang diharapkan oleh ummat Islam di Indonesia, adanya tambahan kuota Haji.
“Saya berharap dalam pembicaraan yang dilakukan pemerintah RI bisa mendorong adanya kesepakatan atau MOU kedua belah pihak atas tiga hal tersebut dan ini akan sangat bermakna bagi Indonesia,” ujarnya.
Redakan Konflik Negara Islam
Lebih lanjut Sukamta yang juga Ketua BPPLN DPP PKS mengatakan, agenda kedua yang tidak kalah strategis adalah menguatkan peran kedua negara dalam isu regional Asia khususnya di kawasan dunia Islam.
Indonesia merupakan negara berpenduduk Islam terbesar sementara Arab Saudi dengan keberadaan Mekkah dan Madinah sebagai Kota Suci Ummat Islam dihormati oleh negara-negara Islam.
Menurut Sukamta, kedua negara dapat memainkan peran strategis untuk mendorong upaya meredakan konflik dan ketegangan di negara-negara Islam.
“Pembicaraan soal ini akan sangat terkait dengan isu terorisme yang katanya akan dibahas oleh kedua negara. Selama konflik terus berjalan, akan menyuburkan tumbuhnya kelompok radikal seperti ISIS. Maka resolusi konflik perlu diwujudkan dan saya optimis kedua negara dapat memainkan peran ini dengan baik,” kata Sukamta.
Sukamta mengatakan, peran strategis kedua negara juga dapat dikembangkan untuk membangun masa depan dunia Islam yang mampu bersaing di tataran global.
“Selama ini pembicaraan di level regional sering didominasi pekerjaan rumah isu politik keamanan, saya kira dunia Islam perlu punya agenda setting sendiri, seperti penguatan kerjasama peningkatan sains dan teknologi, pengembangan industri, kerjasama sosial dan budaya. Ini akan lebih konstruktif membawa kemajuan” tuturnya. (L/R01/P1)
0 komentar:
Post a Comment